WahanaNews.co, Jakarta - Budiman Sudjatmiko, Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, menyatakan keraguannya terkait kemungkinan penyatuan antara kubu Anies-Muhaimin dan kubu Ganjar-Mahfud.
Wacana mengenai potensi bersatunya pasangan calon presiden nomor urut 1 dan nomor urut 3 memang semakin mencuat.
Baca Juga:
Usai Putusan Sidang MK, Ini Keterangan Lengkap Anies-Cak Imin
Budiman menilai bahwa meskipun elit di kedua kubu memiliki ruang untuk bernegosiasi, dinamika tersebut berbeda dengan situasi di tingkat akar rumput.
Dalam pandangannya, massa yang mendukung pasangan calon nomor urut 1 dan nomor urut 3 diibaratkan sebagai minyak dan air, menunjukkan ketidakmungkinan untuk bersatu tanpa kesulitan yang besar.
“Massa dari kelompok 1 dan 3 seperti minyak dan air. Sama-sama cair, tapi apakah bisa menyatu?” tuturnya, mengutip Kompas.com, Selasa (16/1/2024).
Baca Juga:
MK Menolak Seluruh Permohonan Anies-Muhaimin dalam Perselisihan PHPU Pilpres
Mantan kader Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu meragukan akar rumput masing-masing kubu bisa bersatu.
“Mungkin elitenya bisa, sebagian massanya bisa. Saya ragu (akar rumput bersatu). Susah untuk penyatuan politik,” katanya.
Terlebih, menurut eks Ketua Partai Rakyat Demokratik (PRD) itu, massa pendukung Ganjar-Mahfud lebih dekat dengan pendukung Prabowo-Gibran.
“Jadi, kalau elitenya (paslon 3) memaksakan diri (koalisi) dengan 01 hanya untuk mengeroyok 02, saya yakin rakyat justru akan meninggalkan (dukungan),” pungkasnya.
Wacana bergabungnya partai koalisi pengusung Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran menguat akhir-akhir ini.
Sinyalemen kerja sama antardua poros tersebut menguat seiring prediksi pilpres bakal berlangsung dua putaran.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]