WahanaNews.co, Jakarta - Muhaimin Iskandar alias Cak Imin Ketua Umum PKB membantah anggapan yang menyebut dirinya berkhianat terhadap Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, di internal PKB. Menurutnya, narasi itu selalu berkembang setiap lima tahun saat pemilu.
"Selalu muncul, setiap pemilu selalu dimunculkan, dibesarkan, tentu musiman lah saya bilang. Tetapi tuduhan saya berkhianat itu sama sekali tidak beralasan," kata Cak Imin dalam tayangan wawancara khusus bersama Mata Najwa, Senin (4/9/2023) melansir CNNIndonesia.
Baca Juga:
MPR RI Bakal Kaji Ulang Pasal TAP MPR Terkait Soeharto dan Gus Dur
Ia mengatakan bahkan ada narasi yang menyebut dirinya mengkudeta Gus Dur. Alih-alih mengkudeta, ia mengklaim bahwa dirinya adalah korban kudeta saat diberhentikan sebagai Ketua Umum PKB.
"Bahkan ada yang bilang saya kudeta, yang benar adalah justru saya dikudeta, dikudeta oleh orang-orang yang kemudian Gus Dur memberhentikan saya," katanya.
Pada 2005, Cak Imin terpilih menjadi Ketum PKB baru dalam Muktamar yang diselenggarakan di Semarang. Sementara Gus Dur ditetapkan sebagai Ketua Dewan Syura.
Baca Juga:
Wasekjen PBNU Tuding PKB Dalangi Demo di Kantor PBNU
Tiga tahun berselang, pada 2008, Ali Masykur Musa ditetapkan sebagai Ketua Umum DPP PKB berdasarkan hasil rapat antara Gus Dur selaku Ketua Dewan Syura PKB dan tim asistensi dalam Muktamar Luar Biasa PKB di Parung, Bogor, Jabar.
Menurut Cak Imin, saat itu ia ikhlas menerima keputusan tersebut. Cak Imin pun mengaku tidak ikut campur ketika PKB di bawah kepemimpinan Ali Masykur dan Yenny Wahid.
"Satu-satunya ketua umum yang dipecat Gus Dur tidak melawan hanya saya, bahkan setelah saya serahkan, kemudian kepemimpinan diambilalih oleh Ali Masykur sebagai Wakil Ketua Umum dan Yenny sebagai Sekjen," kata dia.