Dalam investigasi tersebut, menurut Aria, suara pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD juga rendah.
"Saya sudah telpon Mas Rudi, saya datangi kades, lurah saya datangi warga, ada apa? Di tempat tinggal saya saja bisa kalah. Ya kan. Di tempat tinggalnya Pak Rudi, di TPS-nya Pak Rudi," jelas Aria.
Baca Juga:
Mustikaningrat Tampil Memukau, Visi Ekonomi Sumedang Sugih Jadi Sorotan Debat Pilkada
Ia pun mengaku heran mengapa suara Ganjar tidak terdongkrak meski mesin partai politik pengusung sudah bergerak.
Terlebih, menurut Aria, Ganjar juga tidak bergerak sendirian. Ada keluarganya mulai dari istri dan anak turut ikut kampanye ke daerah-daerah di Indonesia.
"Belum ada tambahan suara Perindo, suara Hanura, suara PPP, pengaruh Pak Mahfud MD, pengaruh Mbak Atikoh, pengaruh Alam di kalangan milenial, pengaruh Pak Sandi, hah? Inilah yang saya sebut anomali itu," tutur Aria Bima.
Baca Juga:
Sengaja Dihapus, Foto Rano Karno Bersama Terduga Kasus Judi Online Lenyap dari Instagram
Sebelumnya, Ganjar menyatakan adanya ketidaksesuaian dalam hasil perhitungan cepat antara Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) 2024.
Ia menyoroti bahwa perolehan suara Ganjar-Mahfud MD terbilang rendah di beberapa wilayah yang merupakan basis massa PDI-P.
Meskipun begitu, PDI-P tetap unggul secara nasional, termasuk di daerah-daerah yang menjadi basis partai tersebut, dalam perhitungan Pileg.