WahanaNews.co, Jakarta - Hasil survei dari LSI Denny JA menunjukkan bahwa di antara partai-partai lainnya, PDIP mendapatkan dukungan paling tinggi dari pemilih Nahdlatul Ulama (NU).
Dalam hal elektabilitas, PDIP berhasil meraih dukungan sebesar 21,9 persen dari warga Nahdliyyin. Bahkan, partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri ini berhasil mengungguli PKB, yang notabene merupakan partai yang berasal dari NU.
Baca Juga:
Pendiri NII Ken Setiawan Ingatkan Potensi Konflik Kelompok Habib Syiah Vs Salafi Wahabi di Indonesia
Posisi PKB dalam survei berada di peringkat ketiga dengan elektabilitas sebesar 11,6 persen, berada di bawah PDIP dan Gerindra.
"Bahwa dari pemilih NU yang ke PKB hanya 11,6 persen saja. Bahkan lebih banyak pemilih NU yang ke PDIP itu sebanyak 21,9 persen," kata Denny melalui YouTube miliknya, Senin (5/9/2023).
Menurut Denny, meski telah melahirkan PKB, pemilih NU menyebar ke banyak partai. PDIP dan Gerindra menempati posisi teratas. Di bawah PDIP, elektabilitas Gerindra di warga Nahdliyyin mencapai 13,6 persen.
Baca Juga:
Ketua PBNU Sebut Pengurus yang Maju Pilkada 2024 Bakal Dinonaktifkan
Lalu di bawah PKB di posisi keempat ada Golkar dengan 11,2 persen. Golkar bahkan hanya kalah 0,4 persen dengan PKB.
"Baru setelah itu PKB di ranking ketiga dan tidak terlalu jauh kemudian Golkar di ranking keempat. Hanya selisih beberapa poin saja. Sama-sama 11, Golkar adalah 11,2 persen," kata Denny.
Menurut pandangannya, dukungan elektabilitas yang diberikan oleh warga Nahdliyyin kepada PKB dipengaruhi oleh faktor sejarah keterkaitan antara Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, dengan pendiri PKB, Abdurrahman Wahid yang lebih dikenal sebagai Gus Dur. Denny menjelaskan bahwa sejumlah pemilih NU masih merasa kecewa terhadap Cak Imin karena dianggap terlibat dalam menggeser posisi Gus Dur.
Terlebih lagi, hingga saat ini, tensi antara keduanya masih terasa, dan konflik tersebut juga diperkuat oleh pandangan keluarga mereka, terutama oleh Yenny Wahid, anak dari Gus Dur.
"Itu sebabnya mengapa di kalangan pemilih NU, PKB bahkan bukan partai favorit," kata dia.
Denny dalam keterangannya tak mengungkap jumlah responden dalam surveinya dan kapan survei itu digelar. Termasuk metode dan margin of error yang digunakan dan tercatat dalam survei tersebut.
Hasil survei Litbang Kompas pada Mei 2023 turut menunjukkan PDIP sebagai partai yang paling banyak dipilih oleh warga NU. Elektabilitas PDI-P di kalangan NU ini tercatat meningkat dari 19,9 persen pada Januari 2023 menjadi 22,6 persen pada Mei 2023.
Di posisi kedua, terdapat Partai Gerindra yang elektabilitasnya di kalangan NU juga bertambah menjadi 19,6 persen pada Mei 2023 dari 11,5 persen pada Januari 2023.
Partai Demokrat tercatat menempati posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 7,4 persen, disusul oleh PKB (7,4 persen), dan Partai Golkar (7,1 persen).
Survei Litbang Kompas itu dilakukan secara tatap muka pada 29 April-10 Mei 2023.
Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia. Dari jumlah responden tersebut, 67,1 persen di antaranya mengakui bahwa dirinya adalah warga nahdliyin.
Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Juli 2023 mengemukakan data bahwa terdapat total 20 persen warga Indonesia yang mengaku sebagai anggota NU.
Rinciannya, ada 8,6 persen orang mengaku anggota aktif NU dan 11,7 persen sebagai anggota tapi tak aktif.
Jika dihitung dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sebanyak 204,8 juta, maka jumlah anggota NU sebanyak 20 persen itu setara dengan 40,9 juta orang.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]