WahanaNews.co | "Satgas Kizi TNI di Kongo adalah milik kita bersama", demikianlah kalimat yang selalu digaungkan masyarakat di Republik Demokratik Kongo (RDK).
Kemampuan dalam memberikan manfaat dan nilai guna untuk masyarakat dan sesama pasukan PBB menjadikan Satgas Kizi TNI selalu melekat baik, di hati masyarakat Kongo.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Satgas ini sedang melaksanakan misi pemeliharaan perdamaian PBB di Kongo dibawah pimpinan Letkol Czi Bambang Santoso, selain melakukan pekerjaan konstruksi juga mendapatkan mandat dari PBB, yaitu Protection of Civilian (PoC) yang dilakukan dengan pendekatan Humanis dalam misi Monusco.
Satgas Kizi TNI Monusco mengedepankan peran aktif kegiatan kemanusiaan yang dikenal dengan Cimic (Civil-Military Cooperation). Kegiatan ini memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat lokal karena dapat memenangkan hati dan pikiran rakyat Kongo.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
"Kita lakukan pendekatan dengan berikan sesuatu yang bermanfaat, sehingga kita dipercaya, mereka menerima kehadiran kita dan merasa terlindungi serta membuat kelompok bersenjata berkurang," tegas Letkol Czi Bambang.
Mencermati buruknya kesehatan masyarakat Kongo, Tim Kesehatan Satgas Kizi TNI bergerak cepat memberikan pelayanan kesehatan.
Seorang warga Kongo bernama Condez mengatakan, "Di desa kami banyak yang menderita Malaria, namun tidak ada yang berobat ke dokter karena biaya sangat mahal, Kami sangat bersyukur ada Papa Indo (Sebutan untuk TNI di Kongo) sehingga kami bisa berobat gratis".
Satgas Kizi TNI juga aktif membantu tempat-tempat ibadah yang berada di sekitar Kamp seperti Masjid Kota Beni, Gereja Katolik Eglise Mavivi, dan Madrassatu Rakhwaahiyatil-Islamiya Kota Beni.
Kontingen Indonesia melakukan aksi memperbaiki gereja-gereja, memberikan sumbangan Al-Qur'an dan sembako serta mengajarkan membaca Al-Qur'an kepada masyarakat.
Syeikh Saadi Ngonda Hassan, Kepala Madrasah Beni mengatakan, "Di Kota ini ada sekitar 1.600 muslim yang belum bisa baca Al-Qur'an karena kami tidak memiliki tenaga pendidik dan kurangnya sarana prasarana, Kami sangat berterima kasih atas kepedulian anda mengajari anak-anak kami".
Satgas Kizi TNI juga men-deploy pasukan ke daerah lain di Kongo seperti kota Mayi Moya, Eringeti, Mambangu, Komanda, Kilia, Mutwangga, dan perbatasan dengan negara Rwanda di Rumangabo.
Di sana personel Kizi membangun kamp militer Tentara Nasional Kongo (FARDC), kamp militer kontingen negara lain, dan jalan raya provinsi.
Selain melakukan pekerjaan konstruksi, Satgas ini juga mengadakan kegiatan bakti sosial kepada masyarakat setempat dengan memberikan bantuan makanan kepada masyarakat di sekitar kamp dan mengadakan Psychological healing bagi anak-anak yang terdampak konflik. [rin]