WahanaNews.co | Belakangan ini, kabar soal klub motor gede (moge) minta diizinkan masuk tol jadi sorotan.
Usulan itu diungkapkan Presiden Motor Besar Club Indonesia (MBCI), Irianto Ibrahim. Pria yang akrab disapa Rian itu meminta agar pemoge diberikan restu melintas di ruas jalan tol tertentu khususnya di akhir pekan.
Baca Juga:
Ini Sederet Pejabat yang Memiliki Motor Besar (Moge)
Rian beralasan bila diberikan akses masuk tol, pemoge bisa menjaga ketentraman masyarakat. Di samping itu, pajak moge juga terbilang tinggi kalau dibandingkan motor pada umumnya. Bagi Rian, sudah sepatutnya para pemoge mendapatkan prioritas.
"Udah saatnya sekarang, negara besar Indonesia, Harley saja sudah ratusan ribu motor besar ada di Indonesia," kata Rian belum lama ini.
Selain itu, ia menyebut selama ini teman-teman bikers dari negara lain ingin menikmati alam Indonesia dengan touring sepeda motor, tapi mereka mengurungkan niat karena belum ada kebijakan roda dua masuk tol.
Baca Juga:
Tabrak Lansia Hingga Tewas, Pengendara Moge Harley Davidson Ditetapkan Sebagai Tersangka
Baginya, para pemoge ini juga sudah berpengalaman dalam disiplin berlalu lintas. Makanya tidak masalah bila diberikan akses masuk tol karena pasti bakal menaati peraturan lalu lintas. Mereka umumnya juga sudah melakukan touring ke berbagai negara dan ini menjadi modal tersendiri.
"Jangan terlalu khawatir (soal disiplin), orang Indonesia itu orang pintar semua, bro, apalagi sudah beli Harley," ungkap Rian.
Soal disiplin berlalu lintas memang masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Masih banyak ditemukan pemotor yang abai akan aturan lalu lintas. Sekalipun mahir berkendara, tidak menjamin bahwa pemotor itu disiplin dalam berlalu lintas.
Pemerintah pun menilai belum saatnya motor atau moge sekalipun diberikan akses masuk tol. Menurut Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian saat ini disiplin lalu lintas belum bagus. Pada akhirnya bila diberikan izin akan menimbulkan risiko kecelakaan.
"Kita kan ada beberapa tol memang khusus untuk sepeda motor tapi tidak bersatu dengan roda empat. Karena masalah-masalah dengan disiplin berlalu lintas kita kan belum cukup bagus. Nanti akan menimbulkan masalah keselamatan juga," papar Hedy dikutip detikFinance.
"Karena kalau di luar itu motor itu dianggap 1 mobil, posisinya umpamanya dia berhenti, ya enggak boleh motor di samping mobil. Dia hanya di belakang mobil. Kita kan masih jauh ke situ," ungkapnya. [eta]