WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen Kristomei Sianturi, membantah klaim yang menyebutkan bahwa kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) telah membunuh 11 prajurit TNI yang menyamar sebagai warga sipil di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
“Sebanyak 11 orang itu diklaim sebagai tentara oleh KKB. Namun, setiap prajurit TNI memiliki identitas yang tercatat dan teregister secara resmi,” ujar Kristomei saat ditemui di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (9/4/2025).
Baca Juga:
Soal Gugatan UU TNI ke MK, Mabes TNI Buka Suara
Ia menegaskan bahwa hingga saat ini, tidak ada laporan mengenai prajurit TNI atau anggota Polri yang gugur di wilayah tersebut.
Oleh karena itu, ia memastikan bahwa informasi yang disebarkan KKB tersebut tidak benar dan merupakan bagian dari propaganda kelompok tersebut.
“Kenyataannya, tidak ada satu pun prajurit TNI atau Polri yang gugur di sana. Ini membuktikan bahwa klaim tersebut adalah hoaks yang sengaja disebarkan KKB,” tambahnya.
Baca Juga:
Berikut Daftar 86 Pati yang Dirotasi Panglima, Brigjen Kristomei Sianturi Jadi Kapuspen TNI
Kristomei menjelaskan bahwa KKB kerap menyebarkan berita semacam ini untuk menghindari cap sebagai pelanggar hak asasi manusia (HAM) di mata dunia internasional.
Dengan menyebut korban sebagai anggota militer, mereka berupaya mengelak dari tuduhan membunuh warga sipil.
“Mereka berpura-pura mengatakan bahwa korban adalah militer agar tidak dianggap sebagai pelanggar HAM,” kata Kristomei.
Hingga kini, aparat gabungan TNI dan Polri terus bersiaga di Kabupaten Yahukimo untuk menjaga keamanan dan memastikan situasi tetap kondusif.
“Kami tidak terpengaruh oleh propaganda semacam ini. Operasi teritorial tetap berjalan, termasuk pendekatan humanis dan komunikasi dengan tokoh adat serta masyarakat,” tegasnya.
Sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) mengklaim telah membunuh 11 warga yang mereka duga sebagai intelijen Indonesia di Yahukimo, Papua Pegunungan.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari markas OPM Yahukimo mengenai insiden tersebut.
“Kami mendapat laporan dari Panglima TPNPB Yahukimo, Belkius Kobak, bahwa mereka telah membunuh 11 orang yang dicurigai sebagai intelijen aparat keamanan,” ujar Sebby pada Selasa (8/4/2025) malam.
Ia juga mengklaim bahwa aksi tersebut dilakukan dalam kurun waktu tiga hari terakhir dan pihaknya siap bertanggung jawab atas tindakan tersebut.
“Kami mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk menghentikan pengiriman pasukan ke Papua, termasuk yang menyamar sebagai pendulang atau profesi lainnya,” tambahnya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]