WahanaNews.co | Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Jazilul Fawaid mengungkapkan, PKB siap kapanpun pemilu digelar.
Apakah tetap pada tahun 2024, atau nantinya terpaksa ditunda. Usulan penundaan pemilu diawali pernyataan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Wacana itu pun menuai pro dan kontra.
Baca Juga:
Cak Imin Umumkan Periode 2024-2029 Terakhir Pimpin PKB
"PKB siap lahir batin, kapan pun pemilu digelar," ujar politikus yang akrab disapa Gus Jazil kepada wartawan di Jakarta, Rabu (2/3).
Jazilul mengakui bukan soal mudah melakukan penundaan pemilu. Kendati bukan sesuatu yang mustahil dalam politik. Ia membandingkan dengan Pilkada 2020 yang ditunda karena pandemi menjadi Desember 2020. Presiden Joko Widodo ketika itu mengeluarkan Perppu.
Meski mengusulkan penundaan, PKB tetap mendorong pencapresan Cak Imin. PKB terus melakukan konsolidasi hingga melakukan deklarasi dukungan capres kepada Cak Imin di daerah.
Baca Juga:
Cak Imin Sebut Kehadiran Paus Jadi Pengingat Pembangunan Berkeadilan
"Setiap hari, Gus Muhaimin dan kita para pengurus partai berkeliling ke berbagai daerah untuk menghadiri deklarasi dukungan bagi Gus Muhaimin untuk menjadi Presiden 2024," kata Jazilul.
Wakil Ketua MPR ini menilai penundaan pemilu belum tentu bakal terealisasi. Namun pelaksanaan pemilu pasti akan terlaksana sebagai agenda politik nasional.
"Mau 2024 atau ditunda, pemilu tetap digelar makanya PKB terus menyiapkan diri untuk menghadapi pemilu yang akan datang," jelasnya.
Sementara itu, PKB bersyukur dukungan kepada Cak Imin sebagai calon presiden terus bermunculan. Tren elektabilitas PKB juga dinilai semakin baik. Maka itu Jazilul optimis PKB dapat menaikan kursi di parlemen dari 58 menjadi 100 kursi.
Disinggung mengenai masih rendahnya elektabilitas Cak Imin, Jazilul mengatakan bahwa masih ada waktu dua tahun untuk meningkatkan elektabilitas.
Dia balik menyindir sejumlah nama yang memiliki elektabilitas atau popularitas tinggi berdasarkan hasil survei, seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil. Akan tetapi, hingga saat ini mereka belum memiliki tiket sama sekali untuk maju dalam pilpres.
Sebab, syarat untuk mengikuti kontestasi pilpres harus memiliki tiket dari parpol, minimal 20% suara nasional berdasarkan hasil pemilu sebelumnya.
"Kalau kita, PKB, Gus Muhaimin sudah punya tiket 10 persen. Tinggal mencari tambahan 10 persennya lagi," ucapnya. [rin]