WahanaNews.co | Tagar
#BongkarBiangRusuh dan #KitaPercayaJokowi muncul di linimasa Twitter, dan
sempat trending. Tagar ini merangkak naik usai kemunculan ajakan untuk demo
"Jokowi End Game" terkait penolakan PPKM.
Baca Juga:
Jokowi Resmikan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bandara Mutiara SIS Al-Jufri
Pada Jumat (23/7/2021) malam, tagar tersebut bergantian menempati
peringkat ketiga trending. Setidaknya ada 9 ribu cuitan dengan tagar tersebut.
Netizen ramai-ramai mendesak agar sosok di balik aksi demo
itu diungkap. Ada pula yang mencuit sambil mengunggah poster-poster senada.
"Negara sedang berduka koq bisa²nya oposisi manfaatkan
pandemi utk mengambil kekuasaan. Memang sudah gila dan haus kekuasaan
#BongkarBiangRusuh," kata yang lain.
Baca Juga:
Jokowi Tinjau Fasilitas dan Layanan Kesahatan di RSUD Mokopido Tolitoli
"Ayo bongkar politik kotor yang manfaatkan situasi
covid untuk jatuhkan pemerintah yang sah. Mereka sudah tak punya hati nurani
#BongkarBiangRusuh," cuit netizen berikutnya.
Poster seruan aksi bertajuk "Jokowi End Game" beredar di
media sosial. Aksi massa tersebut rencananya dilakukan pada 24 Juli dengan
melakukan long march dari Glodok ke Istana Negara.
"Mengundang seluruh elemen masyarakat!! Untuk turun ke
jalan menolak PPKM dan menghancurkan oligarki istana beserta jajarannya,"
demikian seruan pada poster tersebut.
Ade Armando ikut mencuitkan poster yang beredar berisi
seruan aksi massa bertajuk "Jokowi End Game". Ade Armando mencium gelagat makar
terhadap Presiden Jokowi. Dia menuding aksi itu ditunggangi politikus.
Dia menyebut aksi ini direncanakan mahasiswa, tapi mahasiswa
itu sebenarnya dimanfaatkan politikus busuk.
"Sementara orangtua mereka, keluarga mereka, tetangga,
rakyat bersatu padu mengatasi pandemi; para mahasiswa dungu dimanfaatkan
politisi busuk untuk bikin gerakan menggulingkan Jokowi," cuit Ade
Armando.
Wanti-wanti Polisi
Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes
Yusri Yunus memaparkan kondisi COVID-19 di Indonesia dan khususnya di Jakarta.
Masyarakat diminta memahami situasi COVID-19 yang sedang mengganas ini dengan
tidak melakukan kerumunan.
"Lihat rumah sakit, kuburan, udah penuh. Apa mau
diperpanjang lagi PPKM ini sementara masyarakat mengharapkan supaya bisa
relaksasi. Tapi intinya di sini bagaimana masyarakat mau sadar, mau disiplin
hindari kerumunan," ujar Yusri kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jumat
(23/7/2021).
Yusri kemudian menjelaskan soal kebijakan pemerintah
memberlakukan PPKM level 4 untuk mencegah penyebaran COVID-19 semakin luas.
Harapannya, setelah PPKM Level 4 selesai, angka COVID menurun sehingga
pemerintah melakukan relaksasi.
"Coba bagaimana kalau bikin lagi kegiatan kumpul-kumpul
menyampaikan pendapat di panggung dan membuat kerumunan, apakah tidak bisa
menjadi klaster kerumunan lagi? Tolong temen-temen yang berniat akan melakukan
kegiatan penyampaian pendapat, gunakan (media sosial) dengan bijak,"
tuturnya. [dhn]