"Kami masih bisa menyelamatkan manusia sampai kemajuan
teknologi selanjutnya bisa memperkenalkan kembali spesies ini, dengan kata
lain, simpan mereka untuk hari lain," katanya dilansir laman New York Post.
"Lubang" Bulan itu menjadi tempat yang sangat tepat untuk
menyimpan sel reproduksi makhluk hidup. Mereka memiliki kedalaman 80 hingga 100
meter yang bisa menahan perubahan suhu drastis serta ancaman meteorit dan
radiasi.
Baca Juga:
5 Makanan Tinggi Vitamin untuk Mendongrak Kualitas Sperma
Thanga mengatakan, ada banyak tumbuhan dan hewan yang kini
terancam punah dan menyebut letusan Gunung Toba di Indonesia 75.000 tahun lalu,
sebagai alasannya. Peristiwa itu, kata dia menyebabkan periode pendinginan
1.000 tahun dan sejalan dengan penurunan keragaman manusia.
Konsep "bahtera" yang serupa sudah digunakan di Svalbard
Global Seed Vault, tempat menyimpan benih tanaman, di pulau Spitsbergen,
Norwegia di Lingkaran Arktik. Ilmuwan mengatakan bahwa struktur batu besar
dapat bertahan dan tidak diganggu oleh manusia atau unsur-unsur lain.
Ada lebih dari 992.000 sampel unik, yang masing-masing
berisi rata-rata 500 benih. Thanga juga mengatakan bahwa misi tersebut sangat
hemat.
Baca Juga:
Masturbasi Bisa Bikin Mandul? Begini Penjelasan Dokter
Untuk mengangkut 50 sampel dari setiap (6,7 juta sampel sel
reproduksi) spesies akan membutuhkan 250 peluncuran roket. Sebagai
perbandingan, 40 peluncuran diperlukan untuk membangun Stasiun Luar Angkasa
Internasional, yang berada di orbit rendah Bumi, yang berjarak jauh lebih dekat
daripada Bulan.
"Hal ini tidak sebesar itu. Kami hanya sedikit terkejut soal
ini," kata Thanga. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.