Dilaporkan tak ada satu pun dari jaringan lunak reproduksi (seperti penis) yang diawetkan. Jadi para peneliti tidak menemukan apakah dinosaurus itu jantan atau betina.
Meski begitu, dinosaurus ini kemungkinan melakukan hubungan seks kopulasi, dengan menggabungkan atau menempelkan alat kelamin pada alat kelamin pasangannya.
Baca Juga:
Pakar Temukan Bukti Dinosaurus Santap Mamalia
Lebih lanjut, Diane Kelly, ahli penis vertebrata dan sistem kopulasi di University of Massachusetts Amherst membandingkan lubang pantat Psittacosaurus dengan vertebrata darat yang masih hidup. Hasilnya, kloaka pada Psittacosaurus bisa sangat fleksibel.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang lubang kloaka Psittacosaurus, Kelly kemudian membandingkannya dengan vertebrata darat yang masih hidup. Berdasarkan anatomi yang diawetkan, Ia bisa berorientasi horizontal seperti burung atau berorientasi vertikal seperti buaya.
Sebagai informasi, beberapa buaya memang memiliki kelenjar yang berada di dekat alat kelamin, yang menurut para peneliti terlihat dalam spesimen Psittacosaurus sebagai dua lobus berpigmen besar di kedua sisi kloaka.
Baca Juga:
Texas Alami Kekeringan Parah, Muncul Jejak Kaki Dinosaurus di Dasar Sungai
Selain itu, tim memperhatikan bahwa daerah luar kloaka ditutupi dengan warna gelap melanin. Kemungkinan area berpigmen gelap ini adalah jenis tampilan visual, mirip dengan pantat merah cerah yang terlihat pada babon.
Psittacosaurus berwarna coklat kemerahan memiliki warna countershaded, yang berarti memiliki punggung yang gelap dan bagian bawah yang terang, sehingga bagian posteriornya yang berpigmen akan menonjol.
Melanin gelap ini juga memberikan perlindungan antimikroba - sesuatu yang terlihat pada manusia. "Kami memiliki melanin di bagian tubuh tertentu yang tidak pernah melihat cahaya siang hari," kata Vinther.