"Itu pertama faktor biologis, memang secara kromosom atau secara genetik mempengaruhi seksualitasnya, kedua faktor psikologis, mental kejiwaan seseorang, pikiran, mood, dan perasaan yang bersangkutan bisa mempengaruhi," imbuh dr Lahargo.
Kemungkinan penyebab selanjutnya, yakni faktor sosial. Dalam hal ini, seseorang yang berhubungan dengan orang-orang dengan pikiran yang sama terkait identitas mungkin semakin terdorong untuk mengidentifikasi gender serupa dengan orang-orang lainnya.
Baca Juga:
Drama Olimpiade: Angela Carini Tumbang dalam 46 Detik, Imane Khelif Terjerat Kontroversi Gender
"Misalnya seperti apa sih kaidah yang dia pegang, kenapa dia bisa netral, atau lebih maskulin, lebih feminin? Itu bisa jadi dari bacaan-bacaan yang dia dapatkan, dari pengetahuan, dari orang lain yang berbicara mungkin," jelasnya.
"Juga ajaran agama yang dia percaya itu mengizinkan nggak ya dia seperti itu, boleh nggak ya dia seperti itu," pungkas dr Lahargo. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.