Selain di KTT G20, saat ini sedang gencar dalam mengenalkan produk arak Bali, sehingga menjadikan arak itu sebagai minuman premium yang dapat diterima dan digemari dunia.
Sejauh ini kebanyakan penikmat arak Bali adalah mereka yang menyukai minuman beralkohol terkenal dari luar negeri. Dari sini produk asal Bali sejatinya dapat bersaing dengan merek luar.
Baca Juga:
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, Bandara Bali Batalkan 90 Penerbangan Dalam Sehari
Dengan harga jual Rp700 ribu untuk ukuran 750 mililiter dan Rp500 ribu untuk 500 mililiter ia optimistis usahanya dapat bersaing dengan minuman premium lainnya.
Terkait dengan kesiapan, dalam satu bulan seorang perajin dapat menyiapkan 1.000 botol arak Bali yang siap disimpan, dengan kadar alkohol beragam dari 40 persen, 20 persen dan 10 persen.
Diharapkan ke depan semakin banyak perajin arak Balii yang berani bersaing dan optimistis dengan produknya.
Baca Juga:
BNNP Bali Gerebek Narkoba, Oknum Polisi Tertangkap Diserahkan ke Propam
Selain itu, dengan adanya perajin arak Bali dengan produksi yang semakin tinggi tentunya akan membantu para petani di daerah.
Petani penghasil arak tidak akan pernah sejahtera hidupnya apabila arak belum dapat dipandang dunia sebagai sebuah minuman premium yang layak diperhitungkan.
Meskipun dalam satu rangkaian G20 tidak banyak botol yang dapat dijual, namun minuman tersebut setidaknya sampai di negara lain. Ke depan, akan ada potensi namanya semakin dikenal.