Ini adalah salah satu temuan utama dari studi yang dilakukan di Department of Animal Behavior, Ecology, and Conservation di Canisius College, New York, Amerika Serikat (AS).
Anjing mampu mengidentifikasi rangsangan secara visual dalam pengujian. Adapun rangsangan secara visual yang dimaksud adalah seekor kucing animatronik.
Baca Juga:
Maxim Jakarta Rayakan World Animal Day Dengan Bagi-Bagi Makanan Kucing Dan Bersih-Bersih Kandang
Mengenali kucing melalui aroma
Meski anjing tidak bisa mengidentifikasikan kucing secara visual, ada kemungkinan besar mereka dapat mengenali kucing dari aromanya.
Sebuah studi bertajuk “Observations of Scent-marking and Discriminating Self from Others by a Domestic Dog (Canis familiaris): Tales of Displaced Yellow Snow” oleh spesialis perilaku hewan, Marc Bekoff, pada 2001 mengungkapkan bahwa anjing cukup memahami semua fenomena yang diketahui melalui aroma, termasuk siapa yang membuat salju menjadi kuning.
Baca Juga:
Alergi Bulu Hewan Peliharaan: Kucing Lebih Dominan, Kenapa?
Anjing juga dapat memahami perbedaan antara daging sapi panggang dan brokoli serta aroma kucing. Artinya, sejauh ini, anjing tidak berpikir bahwa kucing adalah anjing. Meski begitu, apakah anjing memahami kucing?
Studi lain bertajuk “Cats and Dogs: Best Friends or Deadly Enemies? What the Owners of Cats and Dogs Living in the Same Household Think About Their Relationship with People and Other Pets” pada 2020 yang dilakukan para dokter hewan dari University of Sao Paulo, Brasil, mengungkapkan anjing dan kucing saling memahami.
“Memang benar mereka berbicara bahasa yang berbeda. Namun, mereka tampaknya memahami satu sama lain dengan baik dan menafsirkan pendekatan satu sama lain dengan cara benar,” jelas peneliti utama, Laura Menchetti.