Ia menemukan, anjing dan kucing sama-sama menunjukkan keterampilan komunikasi antarspesies yang mengarah pada peningkatan kerja sama satu sama lain ketika tinggal bersama.
Lebih lanjut, Manchetti menyimpulkan, baik kucing maupun anjing, berkomunikasi satu sama lain melalui postur tubuh, ekspresi wajah, dan vokalisasi.
Baca Juga:
Maxim Jakarta Rayakan World Animal Day Dengan Bagi-Bagi Makanan Kucing Dan Bersih-Bersih Kandang
Dengan kata lain, anjing memahami kucing. Namun, pemahamannya berbeda dari dua manusia yang berbicara dengan bahasa yang sama dan saling memahami.
Sebuah studi klasik bertajuk “The Escape Drive in Domestic Cats and the Dog and Cat Relationship” pada 1952 yang dilakukan H. Spurway menemukan anjing dan kucing bisa saling terikat lantaran keduanya benar-benar memenuhi naluri yang sangat ditekan satu sama lain.
Menurut Spurway, di kota-kota di Eropa dan Amerika, kucing dan anjing membentuk kesamaan, yakni kucing memberi rangsangan yang melepaskan naluri mengejar dari anjing.
Baca Juga:
Alergi Bulu Hewan Peliharaan: Kucing Lebih Dominan, Kenapa?
Sementara itu, anjing memberikan rangsangan yang melepaskan naluri untuk kabur dari kucing. Walhasil, keduanya saling memuaskan dorongan tersebut.
Ternyata, ketika anjing mengejar kucing di sekitar rumah, ini bukan hanya dilakukan untuk berolahraga, tapi juga mendukung kesehatan mental satu sama lain dengan memicu naluri tersebut.
Ada beberapa hal yang anjing pikirkan tentang kucing, yakni komunikasi nonverbal yang disinyalkan kucing dan dipahami mereka serta anjing terpicu oleh gerakan kucing berlari dan akan mengejarnya.