Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mengalami ketakutan, tingkat peradangan dalam tubuh peserta mengalami penurunan.
Di antara peserta dengan kadar CRP tinggi, 82 persen mengalami penurunan kadar hs-CRP setelah tiga hari, yang menunjukkan adanya efek positif dalam mengurangi peradangan. Beberapa peserta juga mengalami peningkatan jumlah sel imun setelah merasakan sensasi ketakutan.
Baca Juga:
Warga Parsoburan Berjibaku Padamkan Api, Disebut Damkar Pemkab Muncul Setelah Pemadaman Hampir Rampung
Frank Andrean, seorang peneliti di bidang psikoneuroimunologi, menjelaskan bahwa rasa takut yang dikendalikan dapat memberikan efek positif pada tubuh.
"Ketakutan dalam konteks yang aman, seperti di rumah hantu atau saat menonton film horor, dapat memicu reaksi fisiologis yang sebenarnya menguntungkan. Tubuh kita belajar mengelola stres dengan lebih baik, sehingga dalam jangka panjang bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit," ujar Andrean.
Namun, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, seperti jangka waktu yang pendek, tidak adanya kelompok kontrol, serta potensi pengaruh dari faktor lain seperti konsumsi alkohol atau merokok.
Baca Juga:
Sarjana Pertanian di Malang Tanam Ganja di Loteng Rumah Pakai Pollybag, 62 Pohon Disita
Meskipun demikian, temuan ini menunjukkan bahwa rasa takut rekreasional mungkin memiliki dampak positif terhadap sistem imun, sehingga memerlukan penelitian lebih lanjut.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.