WahanaNews.co | Seorang siswi berusia 15 tahun di Uttar Pradesh, India, meninggal
setelah dipermalukan kepala sekolah karena tidak mampu membayar sumbangan
pembinaan pendidikan (SPP).
Korban, yang dilarang ikut ujian,
jatuh pingsan di rumahnya karena tekanan mental hingga akhirnya meninggal.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Ayah gadis itu, yang bekerja di sebuah
pabrik, mengatakan, putrinya meninggal setelah kepala
sekolah menolak untuk membiarkannya memilih tugasnya, yang menjadi media
penilaian murid.
Keluarga gadis itu, yang merupakan
anak tunggal mereka, berjuang untuk memenuhi kebutuhan dan belum membayar biaya
sekolahnya karena ayahnya tidak bekerja di masa pandemi Covid-19.
Ayah korban telah mengadukan kematian
putrinya di kantor polisi.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
"Saya seorang buruh miskin dari Distrik Unnao. Putri saya adalah siswa Kelas 10. Karena kondisi
keuangan saya tidak sehat, saya tidak dapat membayar biaya selama tiga bulan
selama pandemi Covid untuk Kelas 9-nya," kata ayah
korban yang identitasnya tak disebutkan,
sebagaimana dikutip dari Gulf News,
Sabtu (7/8/2021).
"Saya telah bertemu dengan kepala
sekolah dan meminta waktu untuk membayar biaya yang tertunda. Putri saya pergi
ke sekolah pada hari Kamis dengan sebuah surat yang meminta keringanan biaya,
tetapi dia diminta untuk pergi," keluhnya.
"Kepala sekolah menolak memberi kami
waktu dan mengatakan bahwa dia tidak dapat hadir untuk ujian triwulanan. Dia
dipermalukan dan diminta untuk meninggalkan sekolah. Dia pingsan ketika sampai
di rumah karena tekanan mental dan penghinaan yang berlebihan dan
meninggal," imbuh ayah korban.