Namun, kehidupannya hancur ketika dewan direksi asal Amerika Serikat memutuskan melakukan pemangkasan besar-besaran.							
						
							
							
								Ketika Man-soo mencoba memprotes keputusan itu, satu kalimat dingin yang ia dengar membuatnya terhenti: “Nggak ada pilihan lain.” Kalimat itu menghantam harga dirinya. 							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Warner Bros Resmi Garap Mortal Kombat III, Sekuel Brutal Siap Lanjutkan Cerita
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Merasa terinjak dan tidak berdaya, Man-soo terobsesi ingin mendapatkan kembali posisinya.							
						
							
							
								Namun alih-alih mencari cara yang sehat, ia justru memilih jalan gila menyingkirkan para pesaingnya satu per satu dengan tangannya sendiri. 							
						
							
							
								Setiap kali melakukannya, ia kembali membenarkan diri dengan ucapan yang sama: “Aku nggak punya pilihan lain.”							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Amanda Manopo Kembali ke Layar Lebar, Angkat Isu Gaya Hidup Konsumtif Lewat Film ‘CAPER’
									
									
										
									
								
							
							
								Lebih dari Sekadar Thriller							
						
							
							
								Film ini bukan sekadar kisah pembunuhan berdarah dingin. Park Chan-wook memadukan thriller psikologis dengan kritik tajam terhadap sistem sosial modern. 							
						
							
							
								Ia menunjukkan bagaimana kalimat “nggak ada pilihan lain” sering dipakai sebagai tameng oleh dua sisi dunia: para eksekutif yang memecat demi efisiensi, dan orang kecil yang membalas dengan kekerasan.