Pesannya jelas: selalu ada pilihan lain bahkan ketika dunia tampak tak memberi ruang.							
						
							
							
								Yang menarik, Park juga menautkan tema krisis moral manusia dengan relasi mereka terhadap alam. 							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Warner Bros Resmi Garap Mortal Kombat III, Sekuel Brutal Siap Lanjutkan Cerita
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Industri kertas yang menjadi latar film ini bukan sekadar setting, tetapi simbol eksploitasi. 							
						
							
							
								Di balik setiap lembar kertas ada pohon yang ditebang. 							
						
							
							
								Man-soo, dengan hobinya merawat bonsai, menjadi metafora manusia yang ingin mengontrol alam dan menata kesempurnaan semu, tapi justru mematikan kehidupan itu sendiri.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Amanda Manopo Kembali ke Layar Lebar, Angkat Isu Gaya Hidup Konsumtif Lewat Film ‘CAPER’
									
									
										
									
								
							
							
								Gaya Sinematik Khas Park Chan-wook							
						
							
							
								Meski mengangkat tema berat, film ini tidak pernah terasa kaku. Park menyelipkan komedi gelap di tengah tragedi, menciptakan momen absurd sekaligus menegangkan.							
						
							
							
								Salah satu adegan paling mencolok adalah perebutan pistol antara Lee Byung-hun, Lee Sung-min, dan Yeom Hye-ran adegan yang kacau namun disusun secara teatrikal dan penuh gaya.