Berbagai taktik strategi kamuflase pun dilancarkan
terstruktut, sistematis, masif (TSM) dengan kemasan-kemasan canggih untuk
membius alam sadar seperti; kedermawanan sesaat, kepedulian palsu, berlagak
dewa penyelamat, dll dengan kalkulasi kompensasi ketika kekuasaan telah
berhasil direbut dan dipegang nantinya.
Baca Juga:
Mama Dada Mu Ini Dada Ku
Sesungguhnya biang kerok karut-marut yang terjadi ditengah
masyarakat, bangsa dan negara tidak lain dan tidak bukan hanyalah dipicu
pertarung perebutan kekuasaan dari segelintir elite politik (Gaja-red) ingin
berkuasa dan rakyat kecil tak berdaya (Tojak-red) terjepit dan mati terlindas.
Baca Juga:
Perseteruan Kandidat Penghuni Sorga
Tapi anehnya rakyat marjinal yang telah mengalami
berulangkali kekecewaan dari pergantian kekuasaan mudah tergoda rayuan- rayuan
palsu dari elite-elite politik yang selalu ingkar janji atau wanprestasi atas
komitmen politik pada kontestasi politik sebelum- sebelumnya.
Padahal Bung Karno telah mengingatkan, "Hanya keledai
mau terperosok dua kali ke dalam satu lobang yang sama" artinya rakyat
harus pintar dan cerdas melihat, mengenal elite-elite politik haus kuasa yang
tidak sungguh-sungguh memperjuangkan nasib penderitaan rakyat dalam arah kebijakan
negara selama ini.