"Kami sengaja mendesain Nussa
sebagai seorang difabel.
Itu sebagai sebuah simbol. Anak difabel, tapi dia mampu melakukan hal-hal yang terkadang tuh [merasa], kok dia bisa kenapa saya
juga enggak bisa," kata Aditya.
Mengenai nuansa Islami yang dibawa oleh Nussa, Aditya menilai hal tersebut tak terlepas dari demografi
Indonesia yang penduduknya didominasi oleh muslim.
Baca Juga:
Pangeran Harry Garap Serial Netflix Olahraga Polo di Florida
Selain itu, dia juga tak menampik bahwa lahirnya serial animasi
tersebut tak terlepas dari pengalaman pribadinya mendalami ajaran Islam.
Aditya menyebut tak sembarangan dalam mengangkat nilai-nilai
ajaran Islam lewat Nussa. Dirinya dan
tim selalu berkonsultasi dengan sejumlah pemuka agama dan komunitas-komunitas
Islam yang ada di tengah masyarakat sebelum menyiapkan jalan cerita serial
animasi tersebut.
Walaupun demikian, dia menegaskan, Nussa
tidak dibuat ekslusif untuk penganut Islam saja.
Baca Juga:
Wajib Tahu, Inilah 6 Manfaat Nonton Film bagi Kesehatan
Menurutnya, serial animasi tersebut fokus mengangkat nilai-nilai
ajaran Islam yang sifatnya universal, khususnya nilai-nilai kebaikan.
"[Serial animasi ini] tetap mengajarkan hal-hal yang sifatnya
dasar, tentang salam, menghormati
orang tua, baca doa sebelum makan, baca doa sebelum kegiatan. Saya yakin, semua agama punya hal esensi yang sama," tuturnya.
Pro dan kontra memang ada, tetapi hal tersebut tak membuat Nussa kehilangan penggemarnya.