Sebagian besar harta sekitar 3,5 juta item kemungkinan telah menjadi sasaran para penjarah sepanjang tahun 1656 hingga awal 1990-an.
Allen Exploration (AllenX), organisasi yang mengkhususkan diri dalam menemukan bangkai kapal bersejarah pun kemudian bekerja sama dengan pemerintah Bahama untuk melindungi apa yang tersisa di kapal dan muatannya.
Baca Juga:
Total Armada Capai 165 Kapal, TNI AL Diperkuat 5 KRI di 2024
"Maravillas adalah bagian ikonik dari sejarah maritim. Namun sayang sudah banyak hancur karena penjarahan pada abad ke-17 dan ke-18," kata Carl Allen, pendiri Allen Exploration, tim penemu harta karun emas permata di kapal karam Maravillas.
Meski begitu masih ada harta karun dan benda-benda dalam kapal karam itu yang tersisa untuk diselamatkan.
Selama dua tahun terakhir, Allen dan timnya berhasil menemukan sejumlah barang dari reruntuhan, termasuk sisa-sisa terakhir kapal itu sendiri.
Baca Juga:
Tragedi Kecelakaan Kapal Nelayan di Korea Selatan: 7 Tewas, 1 WNI dalam Pencarian
Beberapa di antaranya adalah pemberat batu, pengencang besi yang pada satu waktu menyatukan lambung dan mur sayap dari alat navigasi perunggu yang disebut astrolabe.
Temuan lain termasuk barang-barang yang digunakan oleh awak kapal seperti guci dari Spanyol, piring dari China dan Meksiko, barang-barang pribadi seperti gagang pedang perak, cincin mutiara, botol anggur, dan empat liontin yang dikenakan oleh ksatria Ordo Santiago, ordo keagaman dan militer Spanyol dan Portugis abad ke-12.
Selain itu, di antara harta karun di kapal karam tersebut yang ditemukan yakni, salah satu liontin emas oval yang menggambarkan atau kemungkinan mewakili Dua Belas Rasul.