Sebagian besar harta sekitar 3,5 juta item kemungkinan telah menjadi sasaran para penjarah sepanjang tahun 1656 hingga awal 1990-an.
Allen Exploration (AllenX), organisasi yang mengkhususkan diri dalam menemukan bangkai kapal bersejarah pun kemudian bekerja sama dengan pemerintah Bahama untuk melindungi apa yang tersisa di kapal dan muatannya.
Baca Juga:
Kapal Misi Kemanusiaan GSF Terbakar di Tunisia, Diduga Diserang Drone
"Maravillas adalah bagian ikonik dari sejarah maritim. Namun sayang sudah banyak hancur karena penjarahan pada abad ke-17 dan ke-18," kata Carl Allen, pendiri Allen Exploration, tim penemu harta karun emas permata di kapal karam Maravillas.
Meski begitu masih ada harta karun dan benda-benda dalam kapal karam itu yang tersisa untuk diselamatkan.
Selama dua tahun terakhir, Allen dan timnya berhasil menemukan sejumlah barang dari reruntuhan, termasuk sisa-sisa terakhir kapal itu sendiri.
Baca Juga:
Berusia 45 Tahun, Operasi Kapal Jatra II Dihentikan Sementara, GM ASDP: Sedang Perbaikan
Beberapa di antaranya adalah pemberat batu, pengencang besi yang pada satu waktu menyatukan lambung dan mur sayap dari alat navigasi perunggu yang disebut astrolabe.
Temuan lain termasuk barang-barang yang digunakan oleh awak kapal seperti guci dari Spanyol, piring dari China dan Meksiko, barang-barang pribadi seperti gagang pedang perak, cincin mutiara, botol anggur, dan empat liontin yang dikenakan oleh ksatria Ordo Santiago, ordo keagaman dan militer Spanyol dan Portugis abad ke-12.
Selain itu, di antara harta karun di kapal karam tersebut yang ditemukan yakni, salah satu liontin emas oval yang menggambarkan atau kemungkinan mewakili Dua Belas Rasul.