WAHANANEWS.CO, Jakarta - Tanda-tanda orang tua toxic toksik dapat dikenali dari berbagai sikap dan perlakuan mereka terhadap anak.
Misalnya, mereka sering menuntut, ingin selalu didengar, dan kurang memberikan ruang bagi anak untuk mengungkapkan pendapatnya.
Baca Juga:
Journaling Disebut Bisa Mencegah Depresi, Begini Penjelasan Psikolog
Akibatnya, anak merasa terkekang, yang berpengaruh terhadap kemampuan sosialnya di masa depan.
Hubungan yang tidak sehat tidak hanya terjadi di lingkungan pertemanan atau pekerjaan, tetapi juga dalam keluarga.
Dalam psikologi, orang tua yang menjalin relasi tidak sehat dengan anak disebut toxic parents.
Baca Juga:
Psikolog Sebut Hukuman Fisik Bukan Cara Tepat Perbaiki Perilaku Anak
Mereka sering kali tidak menyadari bahwa pola asuh yang diterapkan bisa berdampak negatif pada perkembangan emosional anak.
Ciri-ciri Orang Tua Toxic
Sebagai orang tua, seharusnya kita menjadi tempat ternyaman dan teraman bagi anak.
Namun, bagi mereka yang memiliki toxic parents, sosok orang tua justru menjadi sumber ketakutan dan trauma.
Berikut beberapa tanda pola asuh toxic yang perlu diwaspadai:
Sering Kehilangan Kontrol Emosi
Orang tua toxic cenderung mudah marah dan meledakkan emosinya pada anak, bahkan untuk hal sepele.
Mereka sering kali berlebihan dalam merespons masalah, tidak ragu memarahi atau mencaci-maki anak di depan umum.
Cenderung Mengontrol Secara Berlebihan
Toxic parents tidak memberikan anak kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri.
Mereka menganggap semua keputusan anak adalah salah dan merasa pendapat mereka selalu benar.
Bahkan setelah anak dewasa, mereka tetap ingin mengendalikan hidupnya.
Melakukan Kekerasan Fisik atau Verbal
Bentuk kekerasan seperti memukul, menampar, mencubit, atau menghina dengan kata-kata kasar sering menjadi pengalaman anak yang tumbuh dalam keluarga toxic.
Kekerasan ini bisa meninggalkan luka emosional yang sulit disembuhkan.
Bersaing dengan Anak
Alih-alih mendukung dan menyemangati, toxic parents justru sering mempermalukan anak dan merasa tidak senang saat anak lebih bahagia atau lebih sukses dari mereka.
Hal ini bisa menghambat kepercayaan diri anak dan membuatnya selalu merasa kurang berharga.
Tidak semua orang tua toxic memiliki seluruh ciri di atas, tetapi satu perilaku saja sudah cukup untuk memberikan dampak buruk pada anak.
Luka batin yang ditimbulkan dapat bertahan hingga anak tumbuh dewasa dan bahkan bisa diwariskan ke generasi berikutnya.
Jika kamu merasa memiliki ciri-ciri toxic parents, ada kemungkinan kamu juga pernah mengalami pola asuh serupa di masa kecil.
Kesadaran ini bisa menjadi langkah awal untuk memutus rantai pola asuh yang merugikan. Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Mulailah dengan menurunkan ego, lebih banyak mendengarkan anak, serta menghargai perasaannya.
Jika merasa kesulitan mengatasi pola asuh toxic, tidak perlu ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog. Langkah ini bukan hanya bermanfaat bagi anak, tetapi juga bagi kesehatan mentalmu sendiri.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]