"Silakan buat seruan, himbauan, dan ramai-ramai kita melaporkan akun-akun yang buat malu. Kita harus bersatu membuat seruan dan imbauan untuk menjaga etika bermedsos," tegas Lambok.
Gerakan ini tidak hanya sebatas imbauan, tetapi juga diiringi dengan ajakan konkret untuk melaporkan konten-konten tidak pantas agar dapat ditindaklanjuti. Kampanye ini juga memiliki tujuan lebih besar, yaitu mengembalikan nilai-nilai kesopanan dan kehormatan yang menjadi ciri khas budaya Batak.
Baca Juga:
Maraknya Konten 'Bahasa Kotor', Ketum PBB Lambok Sihombing: Batak Bermartabat Jaga Etika Moral Ber-Medsos
Ketua Pengurus Pusat Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila, KRT Tohom Purba, menyebut bahwa suku Batak harus menjadi teladan dalam menggunakan media sosial.
"Media sosial adalah ruang publik yang sangat luas, dan apa yang kita sampaikan di sana akan mencerminkan karakter serta nilai-nilai yang kita pegang," ujar Tohom.
Ket foto: Ketua Pengurus Pusat Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila, KRT. Tohom Purba. [WahanaNews.co/Andri]
Baca Juga:
Usai Transfer Napi, Menteri Pigai Sebut PBB Ubah Predikat Indonesia dari ‘Negatif’ Jadi 'Netral'
Ia menambahkan bahwa dengan kontribusi besar masyarakat Batak dalam berbagai sektor, sudah seharusnya suku ini menjadi panutan dalam kehidupan bermasyarakat.
"Dengan sikap bijak dan perilaku terpuji, kita dapat menunjukkan bahwa suku Batak tidak hanya berkontribusi secara kuantitatif, tetapi juga secara kualitatif, menjadi contoh bagi bangsa lainnya dalam menghormati nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan tanggung jawab sosial," jelas Tohom.
Kampanye ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan media sosial yang lebih sehat dan bermartabat, sekaligus menjadi warisan positif bagi generasi penerus. HBB dan PBB pun mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung gerakan ini demi Indonesia yang lebih baik.