WahanaNews.co | Perjalanan
luar angkasa ternyata berdampak besar bagi lingkungan. Jika perjalanan ke luar
angkasa memang bertujuan untuk penelitian, masih bisa dimaklumi. Namun jika sekedar
perjalanan wisata turis, seperti yang akan dilakukan Jeff Bezos, banyak ahli
yang mempertanyakannya.
Diketahui, perusahaan termasuk SpaceX, Virgin Galactic, dan
Space Adventures ingin membuat pariwisata luar angkasa tersedia untuk
masyarakat umum. Dan ternyata banyak orang yang tertarik.
Baca Juga:
Bumi Deteksi Sinyal Misterius dari Jarak 16.000 Tahun Cahaya, Siapa Pelakunya?
Kendati demikian, di tengah krisis iklim yang terjadi saat
ini di Bumi, mengirim miliarder ke luar angkasa dengan roket bukanlah keputusan
yang ramah lingkungan.
Pasalnya, roket yang terbakar melalui sejumlah besar
propelan untuk lepas landas dan mendarat. Baik itu minyak tanah di roket Falcon
9 SpaceX, metana di Starship, atau hidrogen cair di Sistem Peluncuran Luar
Angkasa (SLS) baru NASA, yang membakar material itu dan berdampak pada atmosfer
bumi.
Tidak peduli bahan bakar apa yang digunakan, semua
peluncuran memancarkan banyak panas yang mengaduk nitrogen di atmosfer untuk
menciptakan oksida nitrogen yang mengganggu.
Baca Juga:
NASA Meluncurkan Satelit PACE untuk Studi Kesehatan Laut dan Iklim
"Tergantung di mana mereka dilepaskan di ketinggian,
oksida nitrogen itu dapat berkontribusi pada pembentukan ozon atau penipisan
ozon," jelas Eloise Marais, profesor geografi fisik di University College
London, dikutip dari Mashable, Kamis (17/6/2021).
Di stratosfer, di mana ozon bertindak sebagai perisai
terhadap radiasi ultraviolet dari matahari, panas itu dapat menggerogoti ozon.
Sementara di troposfer yang lebih dekat ke tanah, panas itu
bisa menambah ozon. Sayangnya, di sana ia bertindak lebih seperti gas rumah
kaca dan menahan panas.
Bahan bakar yang berbeda merusak atmosfer dengan cara yang
berbeda. "[Nitrogen oksida] penting, tentu saja, tetapi ada juga bahan
bakar padat yang dibakar dan menghasilkan klorin," kata Marais.
"Klorin berkontribusi pada perusakan lapisan ozon dan
sangat, sangat efisien dalam melakukan itu," sambungnya.
Bahan bakar hidrokarbon seperti minyak tanah dan metana
menghasilkan karbon dioksida, gas rumah kaca yang terkenal, serta karbon hitam,
alias jelaga, yang menyerap panas dan semakin membuat hangat suhu di Bumi.
Bahkan sebelum peluncuran terjadi, produksi propelan sudah
berdampak pada lingkungan. Dan setiap peluncuran menggunakan ribuan ton
propelan untuk mencapai luar angkasa
Jadi bisa dibayangkan jika peluncuran roket menjadi lebih
umum, pengaruhnya terhadap lingkungan akan meningkat.
Marais menunjukkan bahwa kita belum mengetahui efek penuh
bahan bakar roket terhadap atmosfer dan lingkungan, karena para peneliti baru
saja mulai mempelajari topik tersebut. [qnt]