WahanaNews.co | Saat menulis, para pemula ada kalanya mengalami writer’s block, namun… psst, penulis profesional pun bisa saja mengalaminya, loh.
Masalah ini terjadi ketika seorang penulis menemui “jalan buntu” di awal, tengah, atau akhir tulisannya. Misalnya, penulis tidak mampu menuliskan ide di kepalanya, atau penulis kesulitan menemukan ide untuk melanjutkan cerita atau karya sebelumnya.
Baca Juga:
8 Langkah Membangun Karir Sebagai Writerpreneur
Mungkin juga sulit bagi penulis untuk menentukan akhir kalimat mereka. Ketika writer’s block terjadi, pikiran penulis seolah terhenti atau berhenti memproses. Tak heran penulis mengambil cuti dari pekerjaan sambil mencari ide untuk melanjutkan.
Namun, penulis tidak boleh putus asa ketika mengalami kondisi ini. Karena ada beberapa cara yang bisa penulis lakukan untuk mengatasi masalah writer’s block.
Apa itu Writers Block?
Baca Juga:
Kreativitas Surut Saat Menulis Artikel? Ini Solusinya
Bagi penulis profesional maupun pemula, writer’s block adalah masalah yang sering mereka hadapi. Bahkan, J.K. Rowling, seorang penulis ternama dunia, kadang mengalami writer’s block juga.
Edmund Bergler adalah orang pertama yang memperkenalkan istilah writer’s block atau kebekuan penulis. Psikoanalisis ini menyebutnya “penghambatan neurotik produktivitas penulis kreatif.”
Bergler pertama kali menciptakan istilah tersebut pada tahun 1947 di New York City, AS, melalui bukunya The Writer and Psychoanalysis. Menurutnya, writer’s block adalah salah satu dari sekian banyak gejala “masokisme psikis” atau sabotase diri. Ini adalah keinginan bawah sadar untuk menaklukkan kesadaran seseorang dan menikmati kekalahan yang dibuat sendiri.