Ada beberapa penulis yang memiliki sifat perfeksionis. Mereka ingin tulisannya benar-benar bagus hingga berkali-kali melakukan perbaikan dan lupa untuk melanjutkannya. Penulis yang perfeksionis dapat menghapus beberapa paragraf yang sudah ditulisnya hanya karena dirasa kurang sesuai. Pada akhirnya hal ini akan membuat penulis kehilangan motivasi karena merasa tulisannya gagal lalu mengalami hal ini.
Penyebab Writer’s Block
Baca Juga:
8 Langkah Membangun Karir Sebagai Writerpreneur
Penulis yang mengalami hal ini biasanya tidak menyadari bahwa banyak faktor eksternal dan internal yang membuat penulisan menjadi sulit, bisa juga dari faktor eksternal.
Dari sudut pandang psikologis
Menurut penelitian psikolog Universitas Yale pada 1970-an dan 1980-an yang diulas oleh The New Yorker, writer’s block itu memang nyata, tetapi sebenarnya bisa diatasi oleh para penulis.
Baca Juga:
Kreativitas Surut Saat Menulis Artikel? Ini Solusinya
Dua psikolog, Jerome Singer dan Michael Barrios, mempelajari fenomena writer’s block pada penulis dari berbagai latar belakang, dari penyair hingga penulis skenario. Mereka menemukan bahwa penulis yang terjebak pada kebuntuan merasa galau.
Penulis yang sering merasa insecure biasanya memiliki kepribadian yang perfeksionis. Mereka terus-menerus khawatir bahwa apa yang ditulis mungkin tidak sesuai dengan keinginan pembaca. Perasaan seperti itu dapat merampas kesenangan mereka dalam menulis.
Penulis bisa saja merasa marah atau kesal ketika mengalaminya. Apalagi jika tujuannya adalah untuk mendapatkan sesuatu yang sepadan dengan kerja kerasnya, seperti gaji atau kesuksesan.