Bruno dan Martinus sukses mengelola tanah warisan tersebut. Bruno, seperti diberitakan Bataviaasch Nieuwsblad (14 Juni 1930), dikenal memperlakukan para petani lokal dengan adil dan menjalin kerja sama yang saling menguntungkan.
Ia juga dikenal dermawan—tidak melakukan pembukaan hutan secara besar-besaran, dan aktif dalam kegiatan sosial seperti menyumbang pembangunan rumah sakit dan masjid. Masyarakat lokal pun menjulukinya sebagai "orang Belanda yang baik hati."
Baca Juga:
T.D Pardede, Sosok Kaya yang Memilih Hidup Miskin dan Wasiat Tanpa Warisan untuk Anak-Anaknya
Selama sekitar lima dekade, Bruno dan Martinus mengelola lahan di Cisarua hingga masing-masing wafat—Bruno pada 31 Maret 1921 dan Martinus pada 15 Maret 1926. Setelah itu, lahan tersebut dikelola oleh keturunan mereka sebelum akhirnya dijual ke berbagai pihak.
[Redaksi: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.