Selain itu mengidentifikasi keterampilan yang mungkin terancam oleh AI dan membantu anggota serikat pekerja untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dalam era AI.
Royanto juga menambahkan bahwa pengurus serikat Pekerja harus mampu membangun kebijakan dalam melindungi Pekerja dari dampak negarif AI, seperti pemutusan hubungan kerja yang tidak adil, melibatkan AI dalam proses negoisasi kontrak kerja untuk memastikan hak dan perlindungan Pekerja dihormati, menetapkan kebijakan keamanan data untuk memastikan privasi dan informasi Pekerja terlindungi.
Baca Juga:
Biodata Arnod Sihite Ketua Umum Parsadaan Toga Sihite Boru Sedunia: Aktivis dan Politisi
Serikat Pekerja harus mampu memberikan bimbingan karir kepada anggota serikat Pekerja dalam menghadapi perubahan akibat AI dan membantu mereka mencari peluang baru, mendorong pembagian keuntungan dari produktivitas AI pada Pekerja melalui perundingan kolektif serta memastikan bahwa penggunaan AI tidak memperkuat kesenjangan sosial dan memberik kesempatan yang setara kepada semua anggota serikat Pekerja.
“Federasi Serikat Pekerja Kerah Biru saat ini sedang giat membangun konsolidasi internal dengan membangun pengurus daerah, cabang, dan kelompok pekerja anggota (pokja), membangun kemitraan dengan ahli AI dalam rangka memperoleh wawasan dan saran dalam menghadapi perubahan dunia kerja” tandas Royanto.
Ia menambahkan bahwa Kerah Biru senantiasa mengevaluasi dampak AI secara intens terhadap pekerjaan, dan berusaha mengadopsi pendekatan proaktif anggota serikat pekerja dalam menghadapi perubahan, mengkomunikasikan issu-issu ketenagakerjaan dalam era disrupsi AI untuk meningkatkan wawasan anggota, dan membangun usaha peningkatan adaptabilitas baik melalui reskilling, upskilling ataupun newskiling sehingga perubahan dampak AI bukan menjadi momok melainkan menjadi sebuah peluang bagi tenaga kerja.
Baca Juga:
Soal Kisruh Kadin, Andi Gani Yakin Jokowi Tak Cawe-cawe
“Intinya, pengurus serikat pekerja harus meninggalkan pola-pola lama, bukan menjadikan serikat pekerja sebagai ajang promosi pribadi semata atau sebagai kendaraan politik yang terselubung,” tutur Royanto.
[Adv/Red: Amanda Zubehor]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.