Dalam hitungan panitia, waktu itu,
hampir seratus ribu orang hadir dari berbagai daerah.
Beberapa hari sebelum puncak
peringatan, Abdullah Alawi sempat makan ketoprak Pak Warjo.
Baca Juga:
MPR RI Bakal Kaji Ulang Pasal TAP MPR Terkait Soeharto dan Gus Dur
Sembari mengunyah, ia ngobrol dengan
orang yang selalu berpeci hitam itu.
"Tahu enggak, besok
harlah NU yang ke-85?" tanya Alawi.
Mendengar pertanyaan itu, Warjo
terdiam beberapa saat. Bahkan termenung di belakang gerobaknya. Tangannya yang
sedang mengelap piring terhenti.
Baca Juga:
Wasekjen PBNU Tuding PKB Dalangi Demo di Kantor PBNU
Lalu ia membuka mulut, tapi bukan
menjawab pertanyaan Alawi, melainkan bercerita tentang perjalanan hidupnya.
Menurutnya, dia ke Jakarta tahun 1960.
Berjualan ketoprak di samping Sarinah atau sekitar Jalan MH Thamrin, Jakarta
Pusat.
Lalu pindah ke samping Gedung Bulog,
Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Dia hijrah dari satu tempat ke tempat
lain untuk memperbaiki pendapatan.