Perlakuan sang talent sukses membuatnya bak pemuda kasmaran.
"Dia mau dengerin saya cerita, bikin nyaman, kayak call sama pacar. Kadang berasa punya pacar beneran. Dia care gitu, suka nanyain hal-hal kecil," tutur Arsha.
Baca Juga:
Dit Siber Polda Papua Berikan Sosialisasi Etika Bermedia Sosial di SMA YPPK ASISI Sentani
Setelah mencoba sekali, Arsha mengaku belum berniat memesan layanan sleep call lagi. Alasannya, ia takut terbawa perasaan (baper).
"Sejauh ini sih belum ada rencana (order lagi), takut baper, soalnya kalau baper kan ribet," kata dia.
Sementara itu, mahasiswa asal Bekasi, Jawa Barat, bernama Suni (20) mengaku sudah dua kali memesan jasa sleep call.
Baca Juga:
Psikologi Bongkar 6 Kepribadian Orang yang Posting Foto di Medsos Setiap Hari
Mulanya Suni sekadar iseng. Saat pertama kali mencoba layanan tersebut, Suni mengaku nyaman berbincang lewat telepon dengan si talent.
Karena itu, sebulan kemudian, saat ia membutuhkan teman untuk bercerita, Suni kembali memesan layanan tersebut dengan talent yang sama.
"Iya, talent-nya sama, karena sudah nyaman ngobrol sama dia, makanya enggak ganti talent," ucap Suni.