Emosi berperan besar dalam proses pengambilan keputusan, sering kali melebihi kekuatan logika.
Ketika seseorang diliputi amarah, kecemasan, atau euforia, ia cenderung membuat keputusan yang terburu-buru dan menyesalinya di kemudian hari.
Baca Juga:
Mengapa Telur Menjadi Simbol Paskah? Ini Sejarah dan Maknanya
Contohnya, saat marah kita bisa mengatakan hal-hal menyakitkan tanpa berpikir panjang, atau saat terlalu senang, kita bisa tergoda mengambil risiko berlebihan seperti membeli barang mahal tanpa pertimbangan.
2. Bias Kognitif: Perangkap dalam Pikiran
Bias kognitif adalah pola pikir keliru yang dapat menyesatkan proses pengambilan keputusan. Misalnya:
Baca Juga:
Kalah Telak, Tapi Berprestasi: Perjalanan Heroik Timnas U-17 di Piala Asia 2025
Bias Konfirmasi: Kita cenderung hanya mencari informasi yang mendukung pendapat kita, sekalipun data yang berlawanan mungkin lebih akurat.
Efek Anchoring: Kita terlalu terpaku pada informasi awal yang diterima, seperti harga pembuka dalam negosiasi, dan menjadikannya acuan utama.
Efek Framing: Cara penyampaian informasi bisa memengaruhi pilihan kita. Sebuah pernyataan yang menyebutkan “95% aman” lebih menarik daripada “5% berisiko”, padahal maknanya sama.