Kemudian, ada
klasifikasi nama-nama wanita, seperti: Shella
(B737-200 PK-CJK), Sharon (B737-200 PK-CJM), Sherly (B737-200 PK-CJN), Lomasasta (B737-200 PK-CJO), atau Emi/Emilio (B737-200 PK-CJD).
Nama-nama
tersebut, menurut sumber yang dekat dengan Sriwijaya Air, adalah nama-nama
anggota keluarga pendiri Sriwijaya Air.
Baca Juga:
Sriwijaya Air Beberkan Alasan 27 Ahli Waris Belum Dapat Ganti Rugi
Selain
itu, ada pula klasifikasi nama-nama daerah di Indonesia, khususnya di wilayah
Bangka-Belitung, tempat kelahiran Sriwijaya Air.
Nama-nama
yang dipakai itu, antara lain: Membalong
(B737-200 PK-CJI), Serumpun
Sebalay
(B737-200 PK-CJG), atau Bukit Kejora (B737-200 PK-CJL).
Lalu,
ada klasifikasi nama burung. Memang tak banyak nama jenis burung yang
digunakan Sriwijaya Air, tercatat hanya Elang
(B737-300 PK-CJT) dan Rajawali
(B737-800 PK-CRE).
Baca Juga:
KNKT Beberkan Misteri Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu
Tentang
nama "Citra"sendiri, jika menelusuri sejarah berdirinya Sriwijaya
Air, kemungkinan nama "Citra" diambil dari nama usaha penjualan tiket yang dirintis oleh
para pendiri Sriwijaya Air, sebelum membuat perusahaan penerbangan.
Adapun
nama perusahaan penjualan tiket itu adalah Rajawali Citra Mega Perkasa Travel.
Hal ini
diperkuat dengan nama-nama di unsur tersebut, yang juga digunakan sebagai nosename, seperti Rajawali, Mega, dan Perkasa.