Halaman
web archive dari situs Sriwijayaair-online.com sendiri menuliskan
riwayat maskapai Sriwijaya Air, yang "bermula dari mengembangkan Usaha
Penjualan Ticket lewat RCMP (Rajawali Citra Mega Perkasa)".
Nama-nama
tersebut juga tampaknya bukan asal dipilih. Ada filosofi di balik pemilihan
nama itu.
Baca Juga:
Sriwijaya Air Beberkan Alasan 27 Ahli Waris Belum Dapat Ganti Rugi
Sumber internal juga
mengatakan bahwa para pendiri Sriwijaya Air adalah orang yang penuh filosofi.
"Walau
misal namanya diambil dari histori Rajawali Citra Megah Perkasa itu, biasanya
ada lagi filosofi lainnya. Beliau (pendiri Sriwijaya Air) orangnya sangat
filosofis sekali," ujar sumber tersebut.
Ia
mencontohkan nama Tamariska yang juga
dipakai sebagai nosename pesawat. Tamariska adalah tumbuhan yang bisa bertahan di tengah kondisi gurun
yang tandus.
Baca Juga:
KNKT Beberkan Misteri Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu
"Harapannya,
Sriwijaya Air bisa tetap tumbuh bagaikan Tamariska,
walaupun dalam kondisi yang (susah) seperti gurun tandus," kata sumber
tersebut.
Kini,
Sriwijaya Air memang tengah dirundung malang dan duka. Pesawat B737-500 yang
mengangkut 62 penumpang (termasuk 12 kru Sriwijaya Air) jatuh di perairan
Kepulauan Seribu.
Dalam
kondisi sulit seperti inilah dibutuhkan kekuatan dan ketegaran dari Sriwijaya
Air, layaknya ketangguhan Tamariska
di gurun tandus. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.