Para peneliti menemukan spesies yang diketahui tidak rentan
terhadap infeksi SARS-CoV-2 memiliki mutasi non-konservatif di beberapa lokasi
pada reseptor ACE2 yang mengganggu kontak utama dengan protein lonjakan virus.
"Berkat data akses terbuka, pracetak, dan perangkat lunak
akademis yang tersedia secara gratis, kami beralih dari bertanya-tanya apakah
harimau dapat tertular Covid-19 menjadi memiliki model struktur protein 3D yang
menawarkan penjelasan yang mungkin mengapa hal itu terjadi hanya dalam beberapa
minggu," terang penulis studi Dr Joao Rodrigues, dikutip Daily Mail.
Baca Juga:
Maxim Jakarta Rayakan World Animal Day Dengan Bagi-Bagi Makanan Kucing Dan Bersih-Bersih Kandang
Untuk mengurangi risiko menginfeksi hewan domestik dan liar,
termasuk spesies yang terancam punah, dia merekomendasikan mengikuti pedoman
Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan.
"Orang yang terinfeksi Covid-19 harus membatasi kontak
dengan hewan peliharaan mereka serta dengan hewan lain, termasuk manusia lain,"
tambahnya.
Penelitian terbaru, yang diterbitkan baru-baru ini di jurnal
PLOS Computational Biology, dibuat atas penelian di masa lalu. Temuan masa lalu
ini dan membuat model komputer reseptor ACE2 yang ditemukan pada 28 spesies
hewan.
Baca Juga:
Alergi Bulu Hewan Peliharaan: Kucing Lebih Dominan, Kenapa?
Penelitian pertama didasarjan pada makalah yang diterbitkan
pada Oktober lalu yang menemukan lusinan hewan yang secara teratur melakukan
kontak dekat dengan manusia rentan terhadap infeksi.
Ini didasarkan pada penelitian dari University College
London (UCL) ini menemukan total 28 spesies darat yang meliputi gorila, beruang
kutub, dan kuda.