Kemudian studi terpisah yang diterbitkan pada November lalu
oleh para peneliti di Universitas Dalhousie di Kanada mengamati mamalia laut
dan menemukan setidaknya 15 spesies lumba-lumba, anjing laut, dan paus dapat
terinfeksi.
Kedua studi ini bekerja pada situasi hipotetis berdasarkan
pengetahuan yang sudah ada sebelumnya tentang SARS-CoV-2 dan gen hewan yang
membuat reseptor ACE2.
Baca Juga:
Maxim Jakarta Rayakan World Animal Day Dengan Bagi-Bagi Makanan Kucing Dan Bersih-Bersih Kandang
Peneliti dari Universitas Stanford menemukan reseptor
terlihat sangat mirip di semua spesies yang dianalisis. Yang paling mirip
dengan manusia adalah simpanse (kemiripan 99,5 persen) dan yang paling berbeda
ada pada ikan mas (kemiripan 72 persen).
Para peneliti kemudian melakukan tes komputer untuk secara
virtual menggabungkan lonjakan virus corona dengan reseptor ACE2 masing-masing
hewan, dan memprediksi ikatan yang akan atau tidak akan dibuat pada saat-saat
kritis.
Pada manusia ada sejumlah lokasi di mana lonjakan dan
reseptor menciptakan kekuatan yang menarik, menjaga mereka tetap bersama secara
fisik. Banyak di antaranya terjadi di lokasi lonjakan virus corona yang disebut
domain pengikat reseptor (RBD).
Baca Juga:
Alergi Bulu Hewan Peliharaan: Kucing Lebih Dominan, Kenapa?
Namun, beberapa mutasi pada RBD hewan mencegah hubungan ini
dibuat. Dengan demikian, virus tidak dapat menempel pada reseptor ACE2 dan
menyusup ke dalam sel. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.