"Buahnya juga musiman kan, enggak setiap hari ada," ujarnya.
Untuk memilih buah lai yang manis, cara paling mudah adalah dengan melihat warna kulitnya. Jika warna kulit buah lai sudah kekuningan, maka kemungkinan besar sudah masak. Selain itu, aroma buah lai yang sudah masak juga akan tercium harum dengan aroma manis mirip durian.
Baca Juga:
Dinas TPHP Bengkulu Tetapkan Harga Jual TBS Sawit Oktober 2024 Rp2.550 per Kg
Ada juga beberapa buah lai yang kulitnya sedikit terbuka, itu justru menurutnya memiliki rasa yang lebih manis karena masak pohon. Namun karena kulitnya sudah terbuka, buahnya menjadi tidak tahan lama, beberapa hari saja sudah masam. Karena itu untuk dikirim ke luar kota biasanya dipilih buah lai yang masih setengah masak.
"Tapi karena sudah enggak sabar pengin cobain, biasanya orang langsung buka saja, padahal harusnya diperam dulu sehari atau dua hari. Karena belum masak jadi rasanya kurang enak dan biasanya banyak yang kecewa," ujar Anwar.
Pakar Manajemen Produksi Tanaman dari Fakultas Pertanian UGM, Dody Kastono, mengatakan bahwa buah lai atau Durio kutejensis memang berkerabat dekat dengan durian. Karena itu, buah lai memiliki bentuk dan rasa yang mirip dengan durian. Tak hanya buahnya, pohon lai juga sangat mirip dengan pohon durian.
Baca Juga:
Pengunjung Mencapai 80 Ribu Orang, Festival Bunga dan Buah Tahun 2024 Resmi Ditutup
"Karena masih satu keluarga, makanya buah lai dan durian sangat mirip," ujarnya.
Menurut dia, di Kalimantan buah lai juga sudah banyak dijadikan olahan berbagai jenis makanan, salah satunya menjadi cemilan berupa keripik. Karena punya rasa yang manis, bukan tidak mungkin juga buah lai dijadikan olahan makanan lain seperti selai, es, jus, dan sebagainya.
Tidak seperti kerabat dekatnya, durian, yang sudah dibudidayakan di mana-mana. Buah lai saat ini belum banyak dibudidayakan, sehingga saat ini masih didapatkan dari dalam hutan.