WahanaNews.co | Pada 31 Juli 1975 pagi, salah
satu tokoh pemimpin kaum buruh Amerika Serikat (AS) paling berpengaruh, James
Riddle Hoffa, dilaporkan menghilang.
Pria
yang akrab disapa Jimmy Hoffa tersebut rupanya juga tidak pulang ke rumahnya
pada malam sebelum dia dilaporkan menghilang.
Baca Juga:
Operasi Seroja Timtim: Komandan Pasukan Gugur di Pelukan Prabowo
Setelah
dilakukan pengusutan, Hoffa diduga menjadi korban serangan mafia.
Namun,
bukti atas dugaan tersebut tidak pernah ada, dan nasibnya masih menjadi tanda
tanya besar sampai hari ini.
Jimmy
Hoffa lahir pada 1913 dari keluarga penambang batu bara yang miskin di Kota
Brasil, Indiana, AS.
Baca Juga:
Saat Teroris Noordin M Top Tewas di Solo
Saat
masih muda, Hoffa sudah menunjukkan bakat kepemimpiannya yang sangat menonjol,
sebagaimana dilansir History.
Ketika
baru menginjak usia 20 tahun, dia membantu mengorganisasi pemogokan buruh di
Detroit.
Sejak
saat itu, karisma dan bakat Hoffa sebagai organisator lokal makin moncer.
Dengan
cepat, dia diperhatikan oleh serikat pekerja International Brotherhood of Teamsters atau lebih dikenal dengan Teamsters.
Tak
cukup sampai di situ, Hoffa langsung dibawa serikat pekerja yang kecil namun
mulai berkembang pesat itu dan membawanya ke atas melalui jajarannya.
Setelah
Hoffa bergabung, Teamsters makin kuat
dan kerap mengorganisasi para sopir truk di seluruh negeri.
Melalui
aksi-aksi seperti pemogokan, boikot, dan beberapa metode protes yang kuat meski
kurang legal, Teamster memenangi
sejumlah tuntutan kontrak atas nama pekerja.
Hoffa
lantas menjadi Presiden Teamsters
pada 1957, ketika mantan pemimpinnya dijebloskan dipenjara karena
terlibat suap.
Sebagai
pemimpin, Hoffa dipuji atas kerja tak kenal lelahnya untuk memperluas serikat
pekerja tersebut.
Dia
juga disanjung atas pengabdiannya yang tak pernah padam bahkan kepada anggota
organisasi yang paling lemah sekali pun.
Dedikasi
Hoffa kepada pekerja dan pidato publiknya yang menggetarkan membuatnya sangat
populer, baik di antara rekan-rekan sesama buruh maupun para politikus dan
pengusaha.
Meski
perjuangannya terhadap nasib kaum buruh di AS patut diacungi jempol, Hoffa juga
memiliki sisi gelap.
Ketika
Hoffa memimpin Teamsters, banyak
petinggi serikat buruh tersebut bermitra dengan organisasi mafia dalam
pemerasan dan penggelapan.
Hoffa
sendiri memiliki hubungan dengan mafia tingkat tinggi, dan menjadi target
beberapa penyelidikan pemerintah sepanjang tahun 1960-an.
Pada
1967, dia dihukum karena menerima suap dan dijatuhi hukuman 13 tahun penjara.
Saat di
penjara, Hoffa tidak pernah mau meletakkan jabatannya sebagai pemimpin Teamsters.
Ketika
Presiden AS, Richard Nixon, meringankan hukumannya pada 1971, Hoffa siap untuk kembali
menjadi aktivis.
Dia
akhirnya dibebaskan pada 23 Desember 1971, namun dengan syarat tidak boleh
terlibat dalam kegiatan serikat pekerja selama 10 tahun.
Hoffa
tidak terima dan berniat melawan pembatasan tersebut.
Pada 30
Juli 1975, ketika hendak melawan pembatasan tersebut di pengadilan, Hoffa justru
tidak pernah terlihat.
Hoffa
tetap tidak pulang keesokan harinya dan keluarganya memutuskan untuk mengajukan
laporan orang hilang ke polisi Bloomfield Township.
Beberapa
teori konspirasi telah beredar tentang hilangnya Hoffa dan lokasi jenazahnya,
tetapi kebenarannya masih belum diketahui hingga saat ini. [dhn]