"Saya tidak mungkin membeli saham
Tesla dengan PE 1000 kali," ungkapnya.
Bukan hanya itu, Lo Kheng Hong juga
mengatakan bahwa saham teknologi dikelola oleh fund manager, yang mana uang investasi digerakkan oleh orang lain.
Baca Juga:
Investor Senior Lo Kheng Hong Ungkap Alasan Pilih Saham, Bukan Tabungan, Obligasi, atau Emas
"Saham teknologi itu untuk fund manager, karena
mereka kelola uang orang lain, bukan uang mereka sendiri. Kalau rugi
pun gak apa-apa, mereka tetap
untung," jelasnya.
Alasan lain Lo Kheng Hong tidak
membeli saham Bank Jago dan Tesla adalah karena tidak memahami secara detail
perkembangan teknologiyang sedang marak saat ini.
"Saya tidak mengerti perkembangan
teknologi. Bahkan, saya masih membutuhkan bantuan anak untuk mengikuti Zoom Meeting. Lo Kheng Hong ngetik di komputer saja gak bisa. Karena waktu saya kuliah dulu
belum ada komputer, udah gitu saya tidak mau belajar lagi karena enggak ada kebutuhan," jelasnya.
Baca Juga:
Iran Ubah Teknologi Tesla Jadi Kendaraan Peluncur Rudal, AS Langsung Berang
Lo Kheng Hong dikenal sebagai Warren
Buffet Indonesia.
Dia juga investor kawakan Indonesia
yang menganggap dirinya masih konservatif terkait pembelian saham.
Pada usianya yang sekarang, dia tidak
ingin bekerja berlebihan untuk suatu hal, terutama saham.