Kemudian, ahli psikolog perkembangan itu mengatakan bahwa perundungan dapat berdampak buruk terhadap kondisi psikologis anak.
Semakin sering frekuensi perundungan yang anak alami, maka makin tinggi pula intensitas dan variasi tipe perundungannya. Sebab itu, dampak yang ditimbulkan akan makin besar.Ia menuturkan, ada beberapa dampak yang mungkin terjadi pada anak.
Baca Juga:
Waspadai Orang Manipulatif, Kenali Tanda dan Trik Manipulator di Sekitar Kita
Pertama, stres dan cemas. Anak yang mengalami perundungan akan merasa tertekan dan cemas setiap hari.
"Hal itu karena mereka merasa tidak aman dan tidak tahu kapan atau di mana serangan berikutnya akan terjadi," ujarnya.
Kedua, stres terus-menerus dan tidak tertangani yang mengarah pada depresi. Anak yang mengalami perundungan akan merasakan kesedihan yang sangat dalam, kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya mereka sukai, merasa putus asa, dan kehilangan harapan akan masa depan.
Baca Juga:
Psikolog Sebut Hukuman Fisik Bukan Cara Tepat Perbaiki Perilaku Anak
Ketiga, anak yang mengalami perundungan cenderung merasa rendah diri dan tidak berharga. Terlebih jika mereka merasa tidak bisa melakukan apa pun untuk mengubah situasi.
“Tidak sedikit dari korban perundungan yang kemudian mengalami isolasi sosial. Mereka merasa terisolasi dari teman-teman, sulit untuk bergaul dan merasa tidak ada yang bisa mereka percayai atau ajak berbicara. Ini dapat terjadi jika teman-teman yang lain di luar pelaku perundungan juga tidak ada yang berusaha membantu atau memberikan dukungan yang menguatkan secara mental,” jelas ketua Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (IPPI) itu, seperti dilansir dari Kompas, Jumat (10/3/23).
Keempat, riset juga menunjukkan bahwa sebagian korban perundungan memunculkan perilaku kekerasan dan agresi karena emosi yang begitu kuat, kesal, marah, dan frustasi yang sangat.