WahanaNews.co | Ketekunan dan kerja keras Athung selama bertahun-tahun menanam kelapa sawit, membuat warga
Kelurahan Lubuk Kelik, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel) ini
memetik sukses sebagai petani
kelapa sawit mandiri.
Athung mengaku saat ini memiliki
sekitar 1.500 batang kelapa sawit yang ditanam di kebunnya seluas sekitar 12
hektare dengan usia tanam bervariasi 3-10 tahun.
Baca Juga:
Wamen BUMN Sebut PalmCo Akan Menjadi Perusahaan Sawit Terbesar Dunia
"Awalnya saya hanya menanam
ratusan pohon sawit di lahan kebun 2-3 hektare karena saat itu belum memiliki
modal yang cukup, akhirnya sedikit demi sedikit kalau ada modal terus menanam
lagi, yang kebun sawit pertama itu saat ini sudah berumur 10 tahun, sedangkan
yang terakhir saya tanam sekitar 2 hingga 3 tahun lalu saat ini sudah berbuah
pasir," kata Athung, saat ditemui wartawan, Sabtu (7/8/2021), di areal kebunnya, Kelurahan Lubuk Kelik, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka.
Diungkapkannya, saat ini harga Tandan
Buah Segar (TBS) kelapa sawit lumayan tinggi dan berharap harga kelapa sawit ini
tetap stabil tinggi, bahkan cenderung semakin naik harganya.
"Saat ini TBS kelapa sawit kebun
saya dibeli pedagang pengepul sebesar Rp 2.250 per kg TBS, bahkan hari ini saya
dapat info harga pembelian TBS kelapa sawit di tingkat pabrik CPO naik lagi
jadi Rp 2.540 per kg TBS," ungkap Athung.
Baca Juga:
Kratom Diklaim Lebih Menguntungkan Dibanding Karet dan Sawit
Diungkapkannya, saat panen kelapa
sawit bila kondisi sedang normal di kebunnya bisa mendapatkan 15-19 ton kelapa
sawit yang dipanen dua minggu sekali, jadi satu bulan bisa mendapatkan 30-40
ton kelapa sawit.
"Jadi lumayanlah hasilnya selain
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari juga bisa menguliahkan anak-anak.
Satu orang anak saya sudah menjadi dokter kuliah di Untar Jakarta dan satu lagi
masih kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Atmaja Jakarta," kata
Athung.
Selain itu dari hasil bertani juga
bisa membangun rumah dan membeli kendaraan mobil, motor dan lainnya.