WahanaNews.co | Pemprov
DKI dinilai perlu memberikan penjelasan ke publik terkait harga Rp 800 juta
untuk pembangunan Tugu Sepeda. Sebagaimana diketahui, Pemprov DKI Jakarta
membangun Tugu Sepeda di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat.
Baca Juga:
Jakarta Bakal Punya 15 Kewenangan Khusus Usai Lepas Status Ibu Kota
"Kita ingin suatu bentuk karya seni itu harus
betul-betul kokoh, umur teknisnya bagus, tidak mudah cepat rusak, tidak pudar,
jadi Rp 800 juta itu sebaiknya ditambah dengan penjelasan," ujar pengamat
tata kota, Yayat Supriyatna, Minggu (11/4/2021).
"Informasi itu (harga Rp 800 juta) sampaikan kalau
orang memperdebatkan angka berapa biayanya (pembuatan Tugu Sepeda). Jadi
terbuka, Pemprov DKI makin terbuka, Pemprov DKI makin bagus supaya masyarakat
pun bisa memahami angka Rp 800 juta itu," jelas Yayat.
Yayat menilai mahal tidaknya angka Rp 800 juta untuk
membangun Tugu Sepeda itu relatif. Karena, tergantung dari bahan-bahan yang
digunakan untuk pembuatan tugu itu.
Baca Juga:
Pengamat: Anies Siap Jadi Anak Buah Prabowo jika "Nyagub" Lagi di Jakarta
"Kan kita belum tahu nih jenis bahan yang digunakan.
Apakah menggunakan perunggu? Apakah menggunakan tembaga? atau menggunakan apa
kan kita belum tahu. Kemudian juga dari dimensi besarannya itu berapa
dibutuhkannya anggaran?" tutur Yayat.
Yayat menilai Pemprov DKI membangun Tugu Sepeda sebagai
makna simbolik. Makna itu, kaya Yayat, yakni mendorong masyarakat untuk
memanfaatkan jalur sepeda serta mendorong warga menggunakan sepeda untuk
mobilitas sehari-hari.
"Ini kan menjadi persoalan kalau misalnya jalur yang
sudah ada, tetapi tidak dipakai, tapi dipakai oleh sepeda motor jadi makna simbolik
itu adalah semacam ajakan himbauan dan yang kedua menambah semacam street
furniture dalam arti menambah ikon identitas dari wajah kota. Jadi ditempatkan
lah tugu atau patung atau apapun sebagai bentuk menambah estetika kota,"
tutur Yayat.