Soekarno berusaha agar masyarakat Indonesia tidak hanya terpaku pada konsumsi nasi, tetapi juga mencakup panganan lain seperti sagu atau jagung sesuai dengan kekayaan wilayah masing-masing.
Namun, kebijakan tersebut berubah saat Soeharto berkuasa. Melalui program revolusi hijau, Fadly menjelaskan bahwa Soeharto melakukan standarisasi pangan masyarakat untuk sepenuhnya mengonsumsi beras.
Baca Juga:
Tips Mengonsumsi Nasi Bagi Pengidap Diabetes
Alasan Lainnya
Selain itu, beberapa sumber menyebutkan, alasan perut warga Indonesia ketergantungan pada nasi adalah karena sebagai berikut:
1. Warisan Budaya
Baca Juga:
Alasan Nasi Dingin Lebih Sehat untuk Penderita Diabetes
Ketergantungan perut orang Indonesia pada nasi memiliki akar yang dalam dalam warisan sejarah dan budaya. Sejak zaman prasejarah, nasi telah menjadi makanan pokok yang ditanam dan dikonsumsi di kepulauan ini.
Budaya bertani dan pangan pokok berbasis padi telah melibatkan seluruh masyarakat, menciptakan hubungan yang kuat antara nasi dan identitas nasional Indonesia.
Ritual pangan yang mengutamakan nasi dalam berbagai acara kehidupan sehari-hari, mulai dari upacara adat hingga perayaan, turut membentuk kebiasaan makan yang terkandung dalam jiwa masyarakat.