Bertambahnya angka pemeluk, mereka analisis berdasarkan tingkat kesuburan atau kelahiran di suatu negara, jumlah populasi pemuda, dan yang berpindah agama.
Contohnya, pertumbuhan agama Kristen dan Islam diperkirakan terjadi pesat di Afrika sub-Sahara yang memiliki tingkat kelahiran tinggi, dengan variasi di tiap pemeluk agama.
Baca Juga:
Polisi Sebut yang Laporkan Pendeta Gilbert Adalah Farhat Abbas
Contoh lainnya, mereka juga memperkirakan umat Muslim di India jumlahnya akan sangat besar pada 2050 dibanding Indonesia, negara yang sebelumnya sempat menjadi pemeluk Islam terbesar di dunia.
Alasan mengapa populasi mereka yang tidak berafiliasi dengan agama yang ada saat ini adalah karena mereka terkonsentrasi di kawasan yang memiliki tingkat kelahiran rendah, dan populasi tua yang lebih banyak, seperti Amerika utara, Tiongkok, dan Jepang, terang para peneliti.
Selain itu mereka juga tinggal di kawasan yang secara statistik berpendidikan tinggi.
Baca Juga:
Bupati Bone Bolango: Idul Fitri Momentum Peningkatan Kinerja
"Laporan ini menjelaskan bagaimana lanskap keagamaan global akan berubah jika tren demografis saat ini berlanjut," tulis para peneliti dalam ringkasan laporan mereka.
"Namun, setiap tahun berlalu, ada kemungkinan peristiwa tak terduga–perang, kelaparan, penyakit, inovasi teknologi, pergolakan politik, dll.–akan mengubah ukuran satu kelompok agama atau lainnya. Karena sulitnya mengintip lebih dari beberapa dekade ke depan, proyeksi berhenti pada 2050," tandasnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.