Di Bulan, gelombang gempa cenderung tersebar. Sedangkan di
Mars, gempa yang berasal dari Cerberus Fossae seperti di Bumi.
InSight juga sedang mengerjakan misi yang diharapkan para
ilmuwan akan mempertajam pengamatan gempa Mars saat misi berlanjut untuk satu
tahun Mars berikutnya, sekitar 687 hari Bumi mengutip Space.
Baca Juga:
Peneliti NASA Temukan Danau Purba di Mars
Ilmuwan menduga bahwa perubahan suhu yang besar antara siang
dan malam di Mars mungkin menciptakan suara letupan dan lonjaka dalam data
seismometer saat kabel yang menghubungkan instrumen ke pendarat utama
mengembang dan menyusut.
Untuk mencoba melindungi kabel dari perubahan ini, tim
InSight menggunakan lengan robot untuk menyendok tanah Mars ke kabel. Namun,
NASA mengaku bahwa ini adalah waktu yang sulit bagi InSight, yang ditenagai
oleh panel surya.
NASA juga menyampaikan badai debu di planet ini telah
berakhir, tetapi panel InSight masih tertutup debu, meskipun ada angin kencang
di daerah tersebut. Pada saat yang sama, Mars sedang menjauh dari matahari di sepanjang
orbit elipsnya, mengurangi produksi tenaga.
Baca Juga:
NASA Selidiki Asal Muasal Sumber Air di Planet Mars
Kondisi itu membuat suhu Mars mendingin, yang berarti
mengancam elektronik robot. Ilmuwan berharap bisa segera mengalihkan InSight
dan instrumennya ke mode hibernasi pada musim semi ini untuk mengatasi kekurangan
energi tersebut.
Sebab, baru pada bulan Juli, orbit Mars akan kembali ke
matahari dan mengurangi tekanan pada sistem InSight. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.