"Kami melihat ini pada percobaan dengan tikus dan buktinya sangat berpotensi menakutkan untuk manusia," ujarnya menambahkan.
James dkk. sangat terkejut dengan kecepatan yang dimiliki C. pneumoniae di dalam sistem syaraf pusat dari tikus, setelah infeksi terjadi dalam 24 hingga 72 jam. Diperkirakan, bakteria dan virus melihat hidung sebagai rute cepat untuk menuju otak.
Baca Juga:
Bisa Bikin Pikun, Kenali Perbedaan Demensia dan Alzheimer
Para ilmuwan masih belum memastikan efek yang sama akan terjadi pada manusia, atau bahwa plak amyloid-beta adalah penyebab Alzheimer. Namun demikian, penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengerti kondisi neuro-degeneratif yang umum tersebut.
"Kita harus melakukan studi ini kepada manusia dan mengonfirmasi, apakah jalan yang sama beroperasi sama pula," ujar John.
Para ilmuwan yang terlibat dalam studi ini telah mempublikasikan hasil penelitian mereka di Scientific Reports. Di dalamnya, para ilmuwan mencatat, C. pneumoniae bisa bercokol di otak tikus hanya dalam waktu 72 jam.
Baca Juga:
Duduk Terlalu Lama: Ancaman Tersembunyi untuk Kesehatan Otak Anda
"Chlamydia pneumoniae adalah patogen saluran pernafasan, tetapi bisa juga menginfeksi sistem syaraf pusat (CNS). Baru-baru ini, kaitan antara infeksi C. pneumoniae CNS dan demensia semakin jelas," tulis mereka.
"Pada tikus, infeksi CNS telah muncul beberapa pekan hingga bulan setelah inokulasi intranasal. Dengan mengisolasi C. pneumoniae yang hidup dari lembar dan menggunakan immunohistochemistry, kami menunjukkan bahwa C. pneumoniae bisa menginfeksi syaraf penciuman dan trigeminal, bulbus olfaktorius, dan otak dalam waktu 72 jam," tulisnya lagi.
Lebih lanjut, para ilmuwan pun menyarankan untuk tidak sering-sering mengupil atau mencabut bulu hidung karena potensi kerusakannya terhadap lapisan pelindung hidung.