WahanaNews.co | Film Missing sudah tayang di bioskop Indonesia mulai 22 Februari 2023. Genre yang diusung cukup menarik, yakni gabungan antara thriller dan screenlife.
Genre screenlife menjadi populer sejak 2010-an dengan dampak pertumbuhan internet. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan genre screenlife atau film layar komputer?
Baca Juga:
Prilly Latuconsina Angkat Isu Kesehatan Mental Lewat Film 'Bolehkah Sekali Saja Kumenangis'
Genre itu mencakup gaya bercerita visual di mana semua peristiwa ditampilkan di layar, baik itu layar komputer, laptop, tablet, smartphone, maupun gawai lainnya.
Menurut sineas bernama Timur Bekmambetov, sutradara dan produser asal Rusia-Kazakhstan, film screenlife harus dilakukan di satu layar tertentu, tidak boleh keluar dari layar.
Tampilan kamera film pun harus menyerupai kamera dari gawai, dan audionya berasal dari sana. Namun, ada juga film yang beralih antarlayar dan masih dikategorikan sebagai screenlife.
Baca Juga:
CJ ENM, Lifelike Pictures, BASE Entertainment Kolaborasi Adaptasi "My Annoying Brother"
Sinema Missing menunjukkan kombinasi dari sejumlah layar, baik itu laptop, ponsel, kamera keamanan, maupun smartwatch. Namun, yang paling dominan adalah layar laptop.
Missing bercerita tentang June (Storm Reid) yang berusaha mencari keberadaan ibunya dengan bantuan teknologi. Ibu June, Grace Allen (Nia Long), hilang secara misterius setelah berlibur ke Kolombia bersama sang kekasih, Kevin (Ken Leung).
Sejak awal durasi, semua adegan sudah muncul di layar laptop. Baik itu video kilas balik di masa lampau, perbincangan June dengan ibu atau kawannya lewat FaceTime, atau ketika June mengakses sejumlah aplikasi, layanan pesan, atau mesin peramban.
Terkadang, ada gambar yang tidak tajam, sebab menyesuaikan dengan "gawai" yang sedang merekam adegan para tokohnya. Contohnya, ketika June berusaha mendokumentasikan situasi genting memakai jam pintar.
Adegan menjadi buram dan posisinya terbolak-balik. Begitu juga saat tokoh Javier, pekerja lepas di Kolombia, melakukan panggilan video melalui aplikasi WhatsApp dengan June.
Teka-teki pencarian tokoh yang hilang jadi semakin seru dengan penggambaran demikian. Dari satu gawai ke gawai lain, gambar yang terekam saling terkoneksi dan menjalin alur cerita kompleks penuh ketegangan serta membangkitkan rasa penasaran.
Missing juga menunjukkan betapa masyarakat modern tak bisa lepas dari gawai dan berbagai penyertanya. Deretan teknologi itu memang amat membantu, tapi di sisi lain juga berpotensi jadi sumber bahaya dan pendukung aksi kriminalitas. [ast/republika]