Sobat sebelumnya mengungkapkan, kondisi yang terjadi membuat
dia nyaris tak bisa berlatih.
Namun, Sobat yang memang dikenal sebagai free diver itu
tetap bertekad untuk memecahkan rekor, dengan bertahan sekuat yang dia bisa.
Baca Juga:
Direktur PDAM Sebut Krisis Air Bersih di Kota Gunungsitoli karena Kemarau Panjang
Tentu, dibutuhkan waktu lebih berminggu-minggu untuk
menyempurnakan teknik pernapasannya, dan tetap berlatih demi mencatat rekor
ini. Terlepas dari kesulitan dan bahaya yang menyertai dalam percobaan rekaman
seperti ini, Sobat mengaku tetap didorong oleh pemikiran putrinya.
"Motivasi terbesar dari semuanya adalah putri saya Saša
yang berusia 21 tahun yang menderita autisme."
"Hasil dari usaha ini juga adalah memberi saya ruang ke
media, dan kemudian saya dapat berbicara tentang kesadaran autisme," kata
dia.
Baca Juga:
Krisis Air Bersih Hampir Sebulan, Warga Gunungsitoli Pelanggan PDAM Menjerit
Mendengarkan Detak
Jantung
Namun ketika Sobat benar-benar mencoba mencetak rekor, dia
fokus pada satu hal - detak jantungnya. "Saat saya melakukan apnea statis
maksimum, mata saya terpejam dan semua yang saya fokuskan adalah mencoba
mendengar detak jantung saya."