WAHANANEWS.CO, Jakarta - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD ternyata memiliki hubungan pertemanan yang erat dengan Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Kedekatan mereka terjalin sejak menjadi menteri di era Kabinet Persatuan Nasional di bawah Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Baca Juga:
Uang Rp 920 Miliar dan 51 Kg Emas di Rumah Eks Pejabat MA, Mahfud: Itu Bukan Milik Zarof!
Kisah pertemanan mereka diungkap dalam acara bincang-bincang Ruang Sahabat yang tayang di kanal YouTube Mahfud MD Official, pada Sabtu (16/11/2024).
Saat era Gus Dur, Mahfud menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan), sementara Luhut menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Menperindag).
Meski Gus Dur sudah tidak menjabat, Mahfud dan Luhut masih sering bertemu di rumah Luhut.
Baca Juga:
Kasus Suap Hakim Ronald Tannur, Sikap Ketua PN Surabaya Jadi Sorotan
Salah satu yang menjadi ciri khas pertemuan mereka adalah hidangan singkong goreng dan pisang goreng buatan asisten rumah tangga Luhut.
"Setiap kali berkunjung ke rumah Pak Luhut, pasti ada singkong dan pisang goreng. Itu menu wajib," kenang Mahfud dalam kanal YouTube-nya, Minggu (17/11/2024).
Mahfud juga mengisahkan bagaimana Luhut kerap membantunya, bahkan ketika Mahfud sudah menjadi anggota DPR.
Luhut yang saat itu sukses sebagai pengusaha, tidak segan memberikan bantuan finansial. Ketika Mahfud memutuskan mundur dari status PNS untuk bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Luhut selalu memastikan Mahfud tidak kesulitan secara finansial.
"Setiap minggu, saya dikirimi tiket dan uang untuk biaya telepon," ujar Mahfud.
Saat Mahfud menjabat sebagai anggota DPR, ia meminta Luhut untuk menghentikan bantuan finansial karena bertentangan dengan aturan.
Namun, Luhut tetap mendukungnya dengan cara lain, bahkan mengangkat Mahfud sebagai komisaris di salah satu perusahaannya.
"Pada November 2006, saya diangkat menjadi komisaris utama. Uangnya dikirim oleh Mbak Uli, istri Pak Maruli," jelas Mahfud.
Luhut sendiri mengaku tidak mempermasalahkan bantuan yang pernah ia berikan kepada Mahfud.
"Saya tidak pernah merasa rugi membantu teman. Justru dengan berbagi, kebahagiaan saya bertambah," kata Luhut.
Ketika Mahfud diangkat menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), ia mematuhi aturan yang melarang menerima bantuan eksternal, sehingga mengundurkan diri dari perusahaan Luhut.
Meski demikian, keduanya tetap berhubungan baik.
"Saya tetap mendukung Mahfud dari luar, tanpa melanggar aturan," ujar Luhut.
Bagi keduanya, hubungan ini bukan sekadar kolaborasi politik atau bisnis, melainkan persahabatan yang tumbuh dari rasa saling menghargai dan kesetiaan, yang terjalin sejak era Gus Dur.
"Gus Dur yang menyatukan kami dan mengajarkan arti persahabatan sejati," tutup Mahfud, mengenang sosok Gus Dur yang menjadi perekat persahabatan mereka.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]