WahanaNews.co | Sebuah video yang memperlihatkan sekawanan gajah kerdil masuk permukiman warga di perbatasan RI–Malaysia, tepatnya di Nunukan, Kalimantan Utara, viral di media sosial.
Terdengar teriakan sejumlah warga yang berusaha mengusir kawanan gajah yang berada di areal permukiman.
Baca Juga:
Kapolri Dapat Gelar Panglima Gagah Pasukan Polis dari Kerajaan Malaysia
Ada suara seorang perempuan dan seorang pria dengan dialek kental Suku Dayak, yang terus berteriak "pulangkah kalian, pulang", keduanya berusaha mengusir kawanan gajah tersebut dari dalam rumah.
Kawanan gajah tak kunjung pergi. Salah satu gajah, bahkan sempat menendang sepeda motor yang terparkir di samping rumah, dan mengeluarkan teriakan melengking sebagai respons pengusiran masyarakat.
Video yang heboh sejak Selasa (13/12/2022) tersebut, menuliskan Desa Sekikilan Kecamatan Tulin Onsoi, Kabupaten Nunukan, Kaltara, sebagai lokasi kejadian.
Baca Juga:
Pelaku Penyandera Bocah di Pospol Pejaten Mau Uang Tebusan dan Seorang Resedivis TPPO
Video tersebut, menjadi pertanyaan banyak warga Nunukan yang menyangsikan kebenaran informasi tersebut.
Pasalnya, sudah cukup lama, kasus gajah kerdil khas Borneo, tidak lagi didapati di hutan-hutan yang ada di wilayah Kabupaten Nunukan.
Kawanan gajah kerdil diduga telah lama berpindah ke hutan Malaysia karena habitat mereka di perbatasan RI, terganggu oleh ulah manusia.
Dikonfirmasi kebenaran informasi tersebut, Camat Tulin Onsoi, Kristoforus, menegaskan bahwa informasi tersebut tidak terjadi di wilayahnya.
"Tidak ada peristiwa begitu di wilayah kami di desa mana pun di Tulin Onsoi. Hoaks itu," ujarnya, Rabu (14/12/2022).
Kristoforus juga sempat terkejut saat banyak warga menanyakan adanya kawanan gajah yang dikabarkan masuk Desa Sekikilan, dan ramai di jagat maya.
Ia menghubungi kepala Desa Sekikilan, sampai menelepon temannya yang ada di wilayah Malaysia, demi memastikan kebenaran informasi tersebut.
"Sudah cukup lama kita tidak pernah melihat keberadaan gajah di dalam hutan kami. Beberapa tahun ini juga tidak pernah ada laporan atau kejadian gajah merusak kebun warga seperti dulu. Ada kasus gajah masuk desa kami itu zaman sebelum Nunukan dimekarkan, masih di bawah Kabupaten Bulungan. Itu pun tidak gerombolan begitu yang masuk kampung," jelasnya.
Kristo juga menegaskan kabar bohong tersebut ke anggota dewan dan para pejabat di Nunukan, untuk mengklarifikasi informasi yang tidak jelas sumbernya tersebut.
Dari informasi yang ia peroleh dari temannya di Malaysia, kawanan gajah tersebut masuk perkampungan di wilayah Kalabakan, Malaysia.
"Informasi yang saya dapat, itu kawanan gajah masuk kampung di daerah Morotai, Kalabakan, Malaysia, bukan di Tulin Onsoi. Teman-teman dari WWF juga sering pasang kamera rekaman, belum pernah dapat (gambar gajah). Lagian bahasa Dayak yang terdengar di video juga dialeknya bukan bahasa kami di sini. Intonasinya berbeda, intinya itu kabar hoaks," tegasnya. [rna]